JALA'UL AFHAM (SYARAH KITAB
'AQIDATUL AWAM) AQIDAH ASY'ARIYAH
Kata Sambutan
Segala puji bagi Allah seru sekalian alam. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada utusan yang paling utama yaitu junjungan kita Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya.
Amma ba’du : Sesungguhnya di
antara nikmat Allah ta’ala atas hambaNya adalah terlihatnya buah upaya dan
hasil usaha kerasnya. Tidak diragukan lagi bahwa paling agungnya buah hasil dan
pohon yang paling bermanfaat adalah anak-anak kami yang telah kami bina, didik,
dan ajar. Setelah itu mereka keluar ke medan pergumulan hidup untuk
melaksanakan risalah dan menyampaikan amanat. Mereka menasehati diri mereka
sendiri dan umatnya. Dan telah datang dari mereka orang-orang yang baik dan
negara yang baik dengan keluar tumbuhannya dengan ijin Tuhannya. Dan
sesungguhnya anak sholeh yaitu Al Ustadz Muhammad Ihya’ Ulumiddin termasuk
hasil buah ini yang kami banggakan. Beliau tinggal bersama kami selama empat
tahun sebagai murid yang gigih dalam berkhidmad sampai pulang ke negaranya.
Kemudian hubungan ini tidak putus manakala beliau gigih dalam berkhidmah selama
saya tinggal di jawa. Dan kini beliau mempersembahkan karya perdanananya
“komentar atas kitab Aqidatul Awam” dalam rangka membela Aqidah Islam.
Semoga Allah menjadikan beliau orang yang bermanfaat, pemberi petunjuk, dan orang yang ikhlas. Alhamdulillahi Robil Alamin.
24 Muharram 1402 H
Muhammad Alawi Al Maliky
Pelayan Ilmu yang Agung di Tanah Haram
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah yang memberikan petunjuk pada kita dan kita tidak akan memperoleh petunjuk jika saja Allah tidak memberikan petunjuk pada kita. Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Semoga sholawat dan salam dan berkah engkau tujukan kepada junjungan kita Nabi kita Ibrahim beserta keluarga di semesta alam ini, sesungguhnya Engkau adalah Dzat Maha Terpuji lagi Maha Perkasa.
Amma Ba’du : Kitab ini adalah syarah (komentar) ringkas atas kitab “Aqidatul Awam” karya Syaikh AllauDza’i Al Allamah As Syayyid Ahmad Al Marzuqi Al Maliki, semoga Allah meberikan rahmat kepadanya.
Saya mengumpulkannya ketika mencari ilmu (belajar) di Tanah Haram Makkah Al Mukarommah pada Murobbi ruh kami Al Walid As Syaikh Al Allamah Al Muhaddits Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki, semoga Allah memberikan manfaat pada kami melalui beliau dan ilmunya. Saya mengumpulkan atas perintah beliau walaupun saya bukan ahli dalam bidang ini. Saya mengambilkan intisari dari berbagai kitab yang pernah beliau ajarkan. Oleh sebab itu kitab tersebut bukan karya saya, saya sekedar mengumpulkannya setelah melalui proses pemeriksaan (penelitian) dengan memperhatikan (menyebutkan) dalil – dari Al Qur’an dan Hadits.
Harapan saya pembaca senantiasa membantu mentashih kesalahan dalam menjelaskannya. Jika dalam penjelasan itu terdapat suatu kebenaran maka hal itu datangnya dari Allah dan jika terdapat kesalahan maka hal itu dari keterbatasan saya. Semoga Alloh membukakan pada diri saya pintu pengampunan dan semoga Alloh membalasnya dengan seutama-utamanya balasan.
Dan saya menutup perkataan sebagaimana yang dikatakan oleh Al Allamah Azaarqoni :
(فافتح له باب اعتذارفسد * معنى واًو ل مو هما اِذا ورد)
“ Bukalah pintu pengampunan baginya jika terjadi kesalahan, maknanya dan takwilkanlah sesuatu yang tidak jelas jika ada keterangannya”
Saya menamakan kitab ini (جلاءالاًفهام بشرح عقدة العوام)
Kami mohon pada Alloh semoga amal ini bermanfaat bagi kami, dan menjadikannya amal yang diterima di sisiNya sebagai amal yang ikhlas. Dan semoga Alloh senantiasa memberi petunjuk pada kami untuk berkhidmah atas kebenaran memberi kita petunjuk, dan jalan yang benar, dan jalan yang lurus, dan cukuplah Alloh sebagai wakil, tiada daya dan kekuatan selain dari Alloh yang Maha Agung dan akhir do’a kami “Segala puji bagi Alloh, seru sekalian alam”
LATAR BELAKANG PENULISAN
Suatu ketika pengarang nadhom (semoga Alloh memberikan rahmat kepadanya) bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW. Sedang sahabat r.a duduk mengelilingi. Kemudian Beliau berkata pada pengarang nadhom : Bacalah Mandhumah (susunan bait Syair) tauhid, barang siapa hafal mandhumah itu akan masuk surga dan akan memperoleh kebaikan yang sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah”. Pengarang bertanya : “Apa Mandhumah itu ya Rosululloh?”, para sahabat berkata : “dengarkan apa yang dikatakan oleh Rosululloh SAW”. Rosululloh berkata : “Ucapkanlah : saya memulai dengan nama Alloh dan nama Dzat Maha Pengasih”. Kemudian beliau membaca ; “saya memulai dengan nama Alloh dan nama Dzat yang Maha Pengasih” hingga bait : “kitab nabi Khalil (Nabi Ibrahim) dan Al Kalim (Nabi Musa). Dalam kitab suci mereka terdapat kalam Dzat yang Maha Bijaksana lagi mengetahui”.
Dan Rosululloh SAW mendengarkannya. Ketika bangun, beliau membaca apa yang beliau lihat dalam mimpinya dalam keadaan hafal dari awal hingga akhir bait. Kemudian beliau melihat Rosululloh kedua kalinya yaitu waktu menjelang subuh (sahur). Waktu itu Rosululloh SAW mengatakan : “bacalah apa yang engkau kumpulkan dalam hatimu”. Kemudian pengarang membacanya dari awal hingga akhir bait. Waktu itu dia sedang duduk di depan Rosululloh SAW dan para sahabat R.A. duduk mengelilingi mengucapkan: “Amin” setiap bait dari mandzumah ini dibacakan. Ketika beliau selesai membacanya, Rosululloh SAW berkata : “semoga Alloh memberikan petunjuk padamu terhadap apa yang dia ridhoi dan menerima itu semua, dan memberkatimu dan orang-orang mukmin, serta bermanfaat pada semua hamba, Amin”.
Ketika pengarang nadhom ditanya mengenai nadhom itu setelah diteliti oleh ulama’, dia menjawab pertanyaan mereka dan menambahkan isi nadhom itu, mulai dari perkataannya:
“Dan setiap apa yang disampaikan oleh Rosul maka konsekwensinya adalah pasrah dan menerima” hingga akhir bait dalam kitab.
Kabar cerita ini disampaikan sendiri oleh sang pengarang. Kami hanya menukil teks aslinya sementara akurasi transmisi perowi.
Semoga Allah menjadikan beliau orang yang bermanfaat, pemberi petunjuk, dan orang yang ikhlas. Alhamdulillahi Robil Alamin.
24 Muharram 1402 H
Muhammad Alawi Al Maliky
Pelayan Ilmu yang Agung di Tanah Haram
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah yang memberikan petunjuk pada kita dan kita tidak akan memperoleh petunjuk jika saja Allah tidak memberikan petunjuk pada kita. Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Semoga sholawat dan salam dan berkah engkau tujukan kepada junjungan kita Nabi kita Ibrahim beserta keluarga di semesta alam ini, sesungguhnya Engkau adalah Dzat Maha Terpuji lagi Maha Perkasa.
Amma Ba’du : Kitab ini adalah syarah (komentar) ringkas atas kitab “Aqidatul Awam” karya Syaikh AllauDza’i Al Allamah As Syayyid Ahmad Al Marzuqi Al Maliki, semoga Allah meberikan rahmat kepadanya.
Saya mengumpulkannya ketika mencari ilmu (belajar) di Tanah Haram Makkah Al Mukarommah pada Murobbi ruh kami Al Walid As Syaikh Al Allamah Al Muhaddits Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki, semoga Allah memberikan manfaat pada kami melalui beliau dan ilmunya. Saya mengumpulkan atas perintah beliau walaupun saya bukan ahli dalam bidang ini. Saya mengambilkan intisari dari berbagai kitab yang pernah beliau ajarkan. Oleh sebab itu kitab tersebut bukan karya saya, saya sekedar mengumpulkannya setelah melalui proses pemeriksaan (penelitian) dengan memperhatikan (menyebutkan) dalil – dari Al Qur’an dan Hadits.
Harapan saya pembaca senantiasa membantu mentashih kesalahan dalam menjelaskannya. Jika dalam penjelasan itu terdapat suatu kebenaran maka hal itu datangnya dari Allah dan jika terdapat kesalahan maka hal itu dari keterbatasan saya. Semoga Alloh membukakan pada diri saya pintu pengampunan dan semoga Alloh membalasnya dengan seutama-utamanya balasan.
Dan saya menutup perkataan sebagaimana yang dikatakan oleh Al Allamah Azaarqoni :
(فافتح له باب اعتذارفسد * معنى واًو ل مو هما اِذا ورد)
“ Bukalah pintu pengampunan baginya jika terjadi kesalahan, maknanya dan takwilkanlah sesuatu yang tidak jelas jika ada keterangannya”
Saya menamakan kitab ini (جلاءالاًفهام بشرح عقدة العوام)
Kami mohon pada Alloh semoga amal ini bermanfaat bagi kami, dan menjadikannya amal yang diterima di sisiNya sebagai amal yang ikhlas. Dan semoga Alloh senantiasa memberi petunjuk pada kami untuk berkhidmah atas kebenaran memberi kita petunjuk, dan jalan yang benar, dan jalan yang lurus, dan cukuplah Alloh sebagai wakil, tiada daya dan kekuatan selain dari Alloh yang Maha Agung dan akhir do’a kami “Segala puji bagi Alloh, seru sekalian alam”
LATAR BELAKANG PENULISAN
Suatu ketika pengarang nadhom (semoga Alloh memberikan rahmat kepadanya) bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW. Sedang sahabat r.a duduk mengelilingi. Kemudian Beliau berkata pada pengarang nadhom : Bacalah Mandhumah (susunan bait Syair) tauhid, barang siapa hafal mandhumah itu akan masuk surga dan akan memperoleh kebaikan yang sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah”. Pengarang bertanya : “Apa Mandhumah itu ya Rosululloh?”, para sahabat berkata : “dengarkan apa yang dikatakan oleh Rosululloh SAW”. Rosululloh berkata : “Ucapkanlah : saya memulai dengan nama Alloh dan nama Dzat Maha Pengasih”. Kemudian beliau membaca ; “saya memulai dengan nama Alloh dan nama Dzat yang Maha Pengasih” hingga bait : “kitab nabi Khalil (Nabi Ibrahim) dan Al Kalim (Nabi Musa). Dalam kitab suci mereka terdapat kalam Dzat yang Maha Bijaksana lagi mengetahui”.
Dan Rosululloh SAW mendengarkannya. Ketika bangun, beliau membaca apa yang beliau lihat dalam mimpinya dalam keadaan hafal dari awal hingga akhir bait. Kemudian beliau melihat Rosululloh kedua kalinya yaitu waktu menjelang subuh (sahur). Waktu itu Rosululloh SAW mengatakan : “bacalah apa yang engkau kumpulkan dalam hatimu”. Kemudian pengarang membacanya dari awal hingga akhir bait. Waktu itu dia sedang duduk di depan Rosululloh SAW dan para sahabat R.A. duduk mengelilingi mengucapkan: “Amin” setiap bait dari mandzumah ini dibacakan. Ketika beliau selesai membacanya, Rosululloh SAW berkata : “semoga Alloh memberikan petunjuk padamu terhadap apa yang dia ridhoi dan menerima itu semua, dan memberkatimu dan orang-orang mukmin, serta bermanfaat pada semua hamba, Amin”.
Ketika pengarang nadhom ditanya mengenai nadhom itu setelah diteliti oleh ulama’, dia menjawab pertanyaan mereka dan menambahkan isi nadhom itu, mulai dari perkataannya:
“Dan setiap apa yang disampaikan oleh Rosul maka konsekwensinya adalah pasrah dan menerima” hingga akhir bait dalam kitab.
Kabar cerita ini disampaikan sendiri oleh sang pengarang. Kami hanya menukil teks aslinya sementara akurasi transmisi perowi.
MUQODDIMAH
Pengarang nadhom rohimahulloh berkata :
(ابداًباسم الله ورحمن * وبالرحيم داًئم الاٍ حسان)
“saya memulai dengan nama Alloh, Dzat yang maha pengasih, dan Maha Penyayang yang senatiasa memberikan kenikmatan tiada putusnya”.
Kosakata :
Arti الله adalah nama Dzat yang wajib ada, lagi wajib disembah.
Arti الرحمن adalah Dzat pemberi nikmat dengan seagung-agungnya nikmat, pokok-pokok nikmat seperti iman, kesehatan, rizqi, pendengaran, dsb.
Arti الرحيم adalah Dzat pemberi nikmat-nikmat yang bentuknya lembut (cabang) seperti bertambahnya iman, kesempurnaan nikmat, pendengaran, penglihatan dsb.
Arti داًئم الاٍ حسان adalah yang senantiasa memberikan kenikmatan yang tiada putusnya.
Penjelasan
Saya memulai mengarang mandhumah “Aqidatul Awam” ini dengan Basmalah seraya meminta pertolongan pada Alloh azza Wajalla yang luas Rahmatnya pada segala sesuatu, pemberian dan kenikmatanNya yang berlangsung tanpa ada putus dan bergeser.
-Pertama : karena mengikuti aturan Al Qur’an yang Aziz secara urutannya bukan turunnya Al Qur’an.
-Kedua : karena mengamalkan hadits Rosululloh saw., “setiap perkara yang mempunyai kepentingan yang tidak diawali di dalamnya dengan Basmalah maka ia terputus” (1) maksudnya kurang dan sedikit kebaikan dan barokahnya.
(1) Hadist riwayat Al Khatib dari Abu Hurairah ra. secara marfu’
-Ketiga : karena mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW, karena Beliau ketika membuka kitab dan surat-suratnya diawali dengan basmalah. Sebagaimana keterangan yang ada dalam tulisan (surat) Rosululloh saw. kepada Heraklius dan yang lainnya.
Pengarang Nadhom berkata :
(فالحمد الله القديم الاًول * الاخر الباقي بلا تحول)
“Maka segala puji bagi Alloh Yang Maha Dahulu, Yang Maha Awal, Yang Maha Akhir, Yang Maha Tetap tanpa ada perubahan”
Kosakata :
Arti الحمد menurut bahasa adalah pujian dengan lisan atas segala sesuatu yang tidak secara ikhtiar disertai rasa penghormatan baik nikmat itu diterima atau tidak, menurut syara’ adalah perbuatan yang tumbuh (keluar) dari penghormatan Sang Pemberi nikmat disebabkan bahwa Dia adalah pemberi nikmat walaupun tanpa ada orang yang memuji, baik perbuatan itu berupa dzikir dengan lisan, cinta dalam hati atau dilakukan dengan perbuatan.
Arti القديم adalah : Alloh yang mewujudkan tanpa diawali dan wujudnya terus berlangsung.
Arti الاًول adalah : sebelum adanya segala sesuatu tanpa ada permulaannuya.
Arti الاخر adalah : setelah adanya sesuatu tanpa ada akhirannya.
Arti الباقي adalah kekal yang terus berlangsung
Arti بلا تحول adalah : tanpa ada perubahan dan ini adalah bpenjelasan sifat Al Baqi.
Penjelasan
Dan saya juga memulai mengarang Mandzumah ini dengan menambahkan hamdalah, maksdunya adalah dengan memuji dengan lisan pada Alloh yang Qodim, Al Awwal, Al Akhir, Al Baqi disertai penghormatan padaNya dan meyakini bahwa setiap pujian itu tetap padaNya.
Alasan pertama : karena mengamalkan sabda Rosululloh SAW, “Setiap perkara yang mempunyai kepentingan yang tidak diawali didalamnya dengan hamdalah maka ia terputus” (1)
Alasan kedua : karena melaksanakan hak sesuatu yang wajib disyukuri nikmat-nikmatnya termasuk dikarangnya mandzumah ini.
Pengarang nadhom rohimahullohu berkata :
(ثم الصلاة و السلام سر مدا * على النبي خير من قد وحد)
(واله وصحبه و من تبع * سيل دين الحق غير مبتد ع)
“Kemudian, semoga sholawat dan salam senantiasa tercurahkan pada Nabi sebaik-baiknya orang yang mengEsakan Alloh”
“Dan keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jalan agama secara benar bukan orang-orang yang berbuat bid’ah”.
Kosakata
Kata الصلاة : menurut bahasa adalah berdo’a untuk kebaikan, jika kata الصلاة disandarkan pada Alloh Ta’ala, maka mempunyai arti penambahan nikmat yang disertai dengan pengagungan dan penghormatan. Ada riwayat dari ibnu Abbas R.A. bahwasannya : الصلاة dari Alloh berarti Rohmat, dan dari hamba berarti do’a dan dari malaikat berarti meminta ampun.
Kata السلام : berarti penghormatan yang layak pada nabi Muhammad SAW.
(1) Hadits riwayat Abu dawud dan lainnya, dan dianggap hasan oleh Ibnu Sholah
- Kata سر مدا : berarti senantiasa kekal
Kataالنبي: berarti secara mutlak adalah seorang yang ditanggung (dijamin) dialah adalah junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Arti Nabi itu sendiri mempunyai dua definisi yaitu :
Dia adalah seorang manusia, laki-laki, merdeka, diberi wahyu berupa syari’at, baik dia diperintahkan menyampaikan wahyu atau tidak, jika dia diperintahkan maka dia juga disebut seorang Rosul, maka Nabi itu lebih umum dari pada Rosul.
Dia adalah manusia, laki-laki, merdeka, diberi wahyu berupa syari’at supaya diamalkan untuk dirinya sendiri sedangkan Rosul adalah manusia, laki-laki, merdeka, diberi wahyu berupa syari’at supaya disampaikan pada orang lain dan tidak ada seorang nabi atau Rosul kecuali dia seorang laki-laki. Sebagaimana firman Alloh SWT : Tidaklah kami utusseorang sebelum kamu kecuali seorang laki-laki. Kami mewahyukan (syari’at) pada mereka (QS. Al Anbiya’ ayat 7 )
Dan kata Nabi tersebut ada dua tinjauan :
Ditasydid huruf ya’ nya (( نبي diambil dari kata Nubuwwah yang berarti tempat yang tinggi, disebut nabi karena beliau adalah orang yang diangkat derajatnya atau orang yang diangkat derajatnya atau orang yang mengangkat derajat orang-orang yang mengikutinya.
Dengan huruf hamzah (( نبيء diambil dari kata Naba’ yang berarti kabar karena beliau adalah orang yang memberi kabar atau orang yang diberi kabar oleh Alloh Ta’ala.
Arti خير من قد وحد adalah seutama-utamanya seluruh orang-orang yang mengesakan Alloh. Sebagaimana ucapan Syaikh Bushiri dalam burdahnya :
فاق النبين في خلق و في خلق * ولم يدانوه في علم ولا كرم
وكلهم من رسل الله ملتمس * غرفا من البحراًو رشفا من الد يا م
“ Beliau melebihi para nabi dalam segi penciptaan bentuk jasmani dan akhlaqnya. Mereka selisih jauh dengan beliau dalam keilmuan dan kedermawanannya” : seluruh mereka menimba ilmu dari Rosululloh, bagai cebok dari air lautan atau seteguk dari air hujan yang deras”.
Dan huruf alif dalam ucapan “وحدا “ menunjukkan mutlaq (dalam istilah gramatika bahasa arab).
Kata واًله : yang dimaksud dengan mereka (keluarga Nabi) yaitu dalam kedudukan do’a. Sebagaimana pengertian keluarga nabi disini adalah setiap mukmin yang bertaqwa. Berdasar hadits Nabi dari riwayat Anas bin Malik R.A. berkata : Rosululloh SAW ditanya, “Siapa keluarga Muhammad itu?” kemudian beliau menjawab : “keluarga Muhammad adalah setiap orang yang bertaqwa”. (1) Adapun dalam kedudukan zakat, Imam Malik Rahimahulloh berpendapat, mereka (keluarga Nabi) adalah bani Hasyim saja. Sedangkan Imam Syafi’i Rahimahulloh berpendapat, mereka (keluarga Nabi) adalah bani Hasyim dan Bani Mutholib.
Kata وصحبه : berarti kata benda, bentuk jama’ dari kata صاحب berarti shohabiun yaitu orang yang berkumpul dengan nabi SAW setelah datangnya risalah, beriman dan meninggal dalam keadaan beriman.
Kata غير مبتدع : berarti orang yang berbuat bid’ah yaitu orang yang keluar dari kebenaran sedangkan arti kebenaran itu sendiri adalah setiap perkara yang sesuai dengan Al Qur’an, As Sunah, Ijma’, dan Qiyas.
Kata والبدعة secara bahasa : berarti sesuatu yang baru tanpa ada contoh sebelumnya. Sedangkan menurut syara’ yaitu sesuatu yang baru yang bertentangan dengan ketentuan pembuat Syara’ (Alloh).
Penjelasan
Kemudian setelah saya bersholawat dan salam pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW manusia paling utama mengEsakan Alloh, dan juga pada keluarganya, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya dijalan agama yang benar dengan kebajikan hingga hari kiamat, hal itu dilakukan karena mengamalkan hadist Nabi SAW. Sabda Beliau “ setiap perkara yang mempunyai kepentingan yang tidak diawali dengan hamdalah dan bersholawat kepadaku maka dia terputus, terpotong dan terhapus dari setiap barokah” (1)
Faedah : Imam Syafi’i berpendapat, “saya lebih menyukai seseorang yang mendahulukan didepan khutbahnya dan setiap hal yang diinginkannya, dengan membaca Hamdalah pada Alloh Ta’ala, dan bersholawat pada Rosululloh saw.
HR. Abdul Qodir Ar Rahawi dalam kitab Arbain, Syaikh Al Haitsami berpendapat sanad hadist ini tidak kuat, tetapi karena dalam bingkai keutamaan amal boleh saja diamalkan dengan kedhoifannya dengan persyaratan-persyaratannya.
Pengarang nadhom rohimahulloh berkata :
(ابداًباسم الله ورحمن * وبالرحيم داًئم الاٍ حسان)
“saya memulai dengan nama Alloh, Dzat yang maha pengasih, dan Maha Penyayang yang senatiasa memberikan kenikmatan tiada putusnya”.
Kosakata :
Arti الله adalah nama Dzat yang wajib ada, lagi wajib disembah.
Arti الرحمن adalah Dzat pemberi nikmat dengan seagung-agungnya nikmat, pokok-pokok nikmat seperti iman, kesehatan, rizqi, pendengaran, dsb.
Arti الرحيم adalah Dzat pemberi nikmat-nikmat yang bentuknya lembut (cabang) seperti bertambahnya iman, kesempurnaan nikmat, pendengaran, penglihatan dsb.
Arti داًئم الاٍ حسان adalah yang senantiasa memberikan kenikmatan yang tiada putusnya.
Penjelasan
Saya memulai mengarang mandhumah “Aqidatul Awam” ini dengan Basmalah seraya meminta pertolongan pada Alloh azza Wajalla yang luas Rahmatnya pada segala sesuatu, pemberian dan kenikmatanNya yang berlangsung tanpa ada putus dan bergeser.
-Pertama : karena mengikuti aturan Al Qur’an yang Aziz secara urutannya bukan turunnya Al Qur’an.
-Kedua : karena mengamalkan hadits Rosululloh saw., “setiap perkara yang mempunyai kepentingan yang tidak diawali di dalamnya dengan Basmalah maka ia terputus” (1) maksudnya kurang dan sedikit kebaikan dan barokahnya.
(1) Hadist riwayat Al Khatib dari Abu Hurairah ra. secara marfu’
-Ketiga : karena mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW, karena Beliau ketika membuka kitab dan surat-suratnya diawali dengan basmalah. Sebagaimana keterangan yang ada dalam tulisan (surat) Rosululloh saw. kepada Heraklius dan yang lainnya.
Pengarang Nadhom berkata :
(فالحمد الله القديم الاًول * الاخر الباقي بلا تحول)
“Maka segala puji bagi Alloh Yang Maha Dahulu, Yang Maha Awal, Yang Maha Akhir, Yang Maha Tetap tanpa ada perubahan”
Kosakata :
Arti الحمد menurut bahasa adalah pujian dengan lisan atas segala sesuatu yang tidak secara ikhtiar disertai rasa penghormatan baik nikmat itu diterima atau tidak, menurut syara’ adalah perbuatan yang tumbuh (keluar) dari penghormatan Sang Pemberi nikmat disebabkan bahwa Dia adalah pemberi nikmat walaupun tanpa ada orang yang memuji, baik perbuatan itu berupa dzikir dengan lisan, cinta dalam hati atau dilakukan dengan perbuatan.
Arti القديم adalah : Alloh yang mewujudkan tanpa diawali dan wujudnya terus berlangsung.
Arti الاًول adalah : sebelum adanya segala sesuatu tanpa ada permulaannuya.
Arti الاخر adalah : setelah adanya sesuatu tanpa ada akhirannya.
Arti الباقي adalah kekal yang terus berlangsung
Arti بلا تحول adalah : tanpa ada perubahan dan ini adalah bpenjelasan sifat Al Baqi.
Penjelasan
Dan saya juga memulai mengarang Mandzumah ini dengan menambahkan hamdalah, maksdunya adalah dengan memuji dengan lisan pada Alloh yang Qodim, Al Awwal, Al Akhir, Al Baqi disertai penghormatan padaNya dan meyakini bahwa setiap pujian itu tetap padaNya.
Alasan pertama : karena mengamalkan sabda Rosululloh SAW, “Setiap perkara yang mempunyai kepentingan yang tidak diawali didalamnya dengan hamdalah maka ia terputus” (1)
Alasan kedua : karena melaksanakan hak sesuatu yang wajib disyukuri nikmat-nikmatnya termasuk dikarangnya mandzumah ini.
Pengarang nadhom rohimahullohu berkata :
(ثم الصلاة و السلام سر مدا * على النبي خير من قد وحد)
(واله وصحبه و من تبع * سيل دين الحق غير مبتد ع)
“Kemudian, semoga sholawat dan salam senantiasa tercurahkan pada Nabi sebaik-baiknya orang yang mengEsakan Alloh”
“Dan keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jalan agama secara benar bukan orang-orang yang berbuat bid’ah”.
Kosakata
Kata الصلاة : menurut bahasa adalah berdo’a untuk kebaikan, jika kata الصلاة disandarkan pada Alloh Ta’ala, maka mempunyai arti penambahan nikmat yang disertai dengan pengagungan dan penghormatan. Ada riwayat dari ibnu Abbas R.A. bahwasannya : الصلاة dari Alloh berarti Rohmat, dan dari hamba berarti do’a dan dari malaikat berarti meminta ampun.
Kata السلام : berarti penghormatan yang layak pada nabi Muhammad SAW.
(1) Hadits riwayat Abu dawud dan lainnya, dan dianggap hasan oleh Ibnu Sholah
- Kata سر مدا : berarti senantiasa kekal
Kataالنبي: berarti secara mutlak adalah seorang yang ditanggung (dijamin) dialah adalah junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Arti Nabi itu sendiri mempunyai dua definisi yaitu :
Dia adalah seorang manusia, laki-laki, merdeka, diberi wahyu berupa syari’at, baik dia diperintahkan menyampaikan wahyu atau tidak, jika dia diperintahkan maka dia juga disebut seorang Rosul, maka Nabi itu lebih umum dari pada Rosul.
Dia adalah manusia, laki-laki, merdeka, diberi wahyu berupa syari’at supaya diamalkan untuk dirinya sendiri sedangkan Rosul adalah manusia, laki-laki, merdeka, diberi wahyu berupa syari’at supaya disampaikan pada orang lain dan tidak ada seorang nabi atau Rosul kecuali dia seorang laki-laki. Sebagaimana firman Alloh SWT : Tidaklah kami utusseorang sebelum kamu kecuali seorang laki-laki. Kami mewahyukan (syari’at) pada mereka (QS. Al Anbiya’ ayat 7 )
Dan kata Nabi tersebut ada dua tinjauan :
Ditasydid huruf ya’ nya (( نبي diambil dari kata Nubuwwah yang berarti tempat yang tinggi, disebut nabi karena beliau adalah orang yang diangkat derajatnya atau orang yang diangkat derajatnya atau orang yang mengangkat derajat orang-orang yang mengikutinya.
Dengan huruf hamzah (( نبيء diambil dari kata Naba’ yang berarti kabar karena beliau adalah orang yang memberi kabar atau orang yang diberi kabar oleh Alloh Ta’ala.
Arti خير من قد وحد adalah seutama-utamanya seluruh orang-orang yang mengesakan Alloh. Sebagaimana ucapan Syaikh Bushiri dalam burdahnya :
فاق النبين في خلق و في خلق * ولم يدانوه في علم ولا كرم
وكلهم من رسل الله ملتمس * غرفا من البحراًو رشفا من الد يا م
“ Beliau melebihi para nabi dalam segi penciptaan bentuk jasmani dan akhlaqnya. Mereka selisih jauh dengan beliau dalam keilmuan dan kedermawanannya” : seluruh mereka menimba ilmu dari Rosululloh, bagai cebok dari air lautan atau seteguk dari air hujan yang deras”.
Dan huruf alif dalam ucapan “وحدا “ menunjukkan mutlaq (dalam istilah gramatika bahasa arab).
Kata واًله : yang dimaksud dengan mereka (keluarga Nabi) yaitu dalam kedudukan do’a. Sebagaimana pengertian keluarga nabi disini adalah setiap mukmin yang bertaqwa. Berdasar hadits Nabi dari riwayat Anas bin Malik R.A. berkata : Rosululloh SAW ditanya, “Siapa keluarga Muhammad itu?” kemudian beliau menjawab : “keluarga Muhammad adalah setiap orang yang bertaqwa”. (1) Adapun dalam kedudukan zakat, Imam Malik Rahimahulloh berpendapat, mereka (keluarga Nabi) adalah bani Hasyim saja. Sedangkan Imam Syafi’i Rahimahulloh berpendapat, mereka (keluarga Nabi) adalah bani Hasyim dan Bani Mutholib.
Kata وصحبه : berarti kata benda, bentuk jama’ dari kata صاحب berarti shohabiun yaitu orang yang berkumpul dengan nabi SAW setelah datangnya risalah, beriman dan meninggal dalam keadaan beriman.
Kata غير مبتدع : berarti orang yang berbuat bid’ah yaitu orang yang keluar dari kebenaran sedangkan arti kebenaran itu sendiri adalah setiap perkara yang sesuai dengan Al Qur’an, As Sunah, Ijma’, dan Qiyas.
Kata والبدعة secara bahasa : berarti sesuatu yang baru tanpa ada contoh sebelumnya. Sedangkan menurut syara’ yaitu sesuatu yang baru yang bertentangan dengan ketentuan pembuat Syara’ (Alloh).
Penjelasan
Kemudian setelah saya bersholawat dan salam pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW manusia paling utama mengEsakan Alloh, dan juga pada keluarganya, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya dijalan agama yang benar dengan kebajikan hingga hari kiamat, hal itu dilakukan karena mengamalkan hadist Nabi SAW. Sabda Beliau “ setiap perkara yang mempunyai kepentingan yang tidak diawali dengan hamdalah dan bersholawat kepadaku maka dia terputus, terpotong dan terhapus dari setiap barokah” (1)
Faedah : Imam Syafi’i berpendapat, “saya lebih menyukai seseorang yang mendahulukan didepan khutbahnya dan setiap hal yang diinginkannya, dengan membaca Hamdalah pada Alloh Ta’ala, dan bersholawat pada Rosululloh saw.
HR. Abdul Qodir Ar Rahawi dalam kitab Arbain, Syaikh Al Haitsami berpendapat sanad hadist ini tidak kuat, tetapi karena dalam bingkai keutamaan amal boleh saja diamalkan dengan kedhoifannya dengan persyaratan-persyaratannya.
PASAL PERTAMA
Mengenai Sifat-sifat Alloh
Ta’ala
(Sifat Wajib, Jaiz dan Mustahil pada diri Allah Ta’ala)
Pengarang nadhom berkata :
(وبعد فاعلم بوجودالمعرفة * من واجب الله عشر ين صفة)
فا لله مو جود قد يم باقي * مخا لف للخلق با لاٍ طلا ق)
وقا ئم غنى وواحد وحي * قادر مريدعالمبكل شيء
سميع البصير والمتكلم * له صفا ت سبعة تنتظم
“ Dan setelahnya ketahuilah dengan yakin bahwa Alloh itu mempunyai 20 sifat wajib”. Alloh itu ada, Qodim, Baqi dan berbeda dengan makhlukNya secara mutlak”. “berdiri sendiri, Maha Kaya, Maha Esa, Maha Hidup, Maha Kuasa, Maha Menghendaki, Maha Mengetahui atas segala sesuatu”. “Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Berbicara, Alloh mempunyai 7 sifat yang tersusun”. “yaitu Berkuasa, Menghendaki, Mendengar, Melihat, Hidup, Mempunyai Ilmu, Berbicara secara terus berlangsung”.
Kosakata
Kata بعد : maksudnya setelah menyebut Basmalah, Hamdalah, Sholawat dan Salam
Kata بوجودالمعرفة : berarti secara hakikat mengetahui dengan pasti yang sesuai dengan kebenaran berdasarkan dalil bukan taqlid (mengikuti apa adanya) karena taqlid itu dilarang dalam masalah aqidah jika muqalid (orang yang mengikuti) itu mempunyai keahlian dalam hal menganalisa ( menyelidiki).
Kataلاٍ طلا ق maksudnya : tanpa ada ikatan pada suatu hal, pengertiannya bahwa Alloh itu berbeda dengan makhlukNya dan segala hal.
Penjelasan :
Wajib bagi orang mukallaf (orang yang terbebani hukum Syariat) mengetahui sifat-sifat Alloh Ta’ala sifat
(Sifat Wajib, Jaiz dan Mustahil pada diri Allah Ta’ala)
Pengarang nadhom berkata :
(وبعد فاعلم بوجودالمعرفة * من واجب الله عشر ين صفة)
فا لله مو جود قد يم باقي * مخا لف للخلق با لاٍ طلا ق)
وقا ئم غنى وواحد وحي * قادر مريدعالمبكل شيء
سميع البصير والمتكلم * له صفا ت سبعة تنتظم
“ Dan setelahnya ketahuilah dengan yakin bahwa Alloh itu mempunyai 20 sifat wajib”. Alloh itu ada, Qodim, Baqi dan berbeda dengan makhlukNya secara mutlak”. “berdiri sendiri, Maha Kaya, Maha Esa, Maha Hidup, Maha Kuasa, Maha Menghendaki, Maha Mengetahui atas segala sesuatu”. “Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Berbicara, Alloh mempunyai 7 sifat yang tersusun”. “yaitu Berkuasa, Menghendaki, Mendengar, Melihat, Hidup, Mempunyai Ilmu, Berbicara secara terus berlangsung”.
Kosakata
Kata بعد : maksudnya setelah menyebut Basmalah, Hamdalah, Sholawat dan Salam
Kata بوجودالمعرفة : berarti secara hakikat mengetahui dengan pasti yang sesuai dengan kebenaran berdasarkan dalil bukan taqlid (mengikuti apa adanya) karena taqlid itu dilarang dalam masalah aqidah jika muqalid (orang yang mengikuti) itu mempunyai keahlian dalam hal menganalisa ( menyelidiki).
Kataلاٍ طلا ق maksudnya : tanpa ada ikatan pada suatu hal, pengertiannya bahwa Alloh itu berbeda dengan makhlukNya dan segala hal.
Penjelasan :
Wajib bagi orang mukallaf (orang yang terbebani hukum Syariat) mengetahui sifat-sifat Alloh Ta’ala sifat
(1) wajib yaitu tidak tergambar
atau terfikirkan dalam akal seseorang tidak adanya sifat wajib itu, dan
(2) sifat mustahil bagi Alloh
yaitu tidak tergambar atau terfikirkan dalam akal seseorang adanya sifat
mustahil itu
(3) dan sifat jaiz yaitu
dibenarkan dalam akal seseorang adanya dan tidak adanya sifat Alloh tersebut.
Begitu pula wajib bagi seorang mukallaf mengetahui hal yang serupa sifat yang
ada pada para Rosul Alaihi Sholatu Wassalam. Pengarang Nadhom memilih bait-bait
ini dengan menyebutkan sifat wajib bagi Alloh Ta’ala yaitu sebanyak 20 sifat
dengan perincian sebagai berikut :
1. Sifat Wujud pengertiannya tetapnya sesuatu dan pasti adanya, sifat wujud ini wajib bagi Alloh Ta’ala Dzatnya bukan Illat (Pengaruh Luar) maksudnya bahwa selain Alloh (Makhluk) tidak dapat mempengaruhi adanya Alloh. Adapun sifat wujud tanpa Dzat itu terjadi seperti keberadaan kita yaitu melalui perbuatan Alloh Ta’ala. Adapun bukti adanya Alloh yaitu adanya makhluk ini, jika Alloh SWT tidak ada, maka tidak akan ada satu makhlukpun. Alloh Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Aku ini adalah Alloh, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku”. (QS. Thaha : 14) dan firman Alloh Ta’ala, “Tidaklah mereka memikirkan tentang kejadian diri mereka? Alloh tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan kebenaran dan waktu yang ditetapkan. Dan sesungguhnya kebanyakan diantara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya”. (QS. Ar Rum :8)
Seorang badui ditanya tentang bukti adanya Alloh. Dia menjawab : kotoran unta itu menunjukkan adanya unta dan kotoran hewan (teletong : jawa) menunjukkan adanya hewan keledai dan bekas kaki itu menunjukkan adanya orang yang berjalan, maka langit itu mempunyai bintang dan bumi mempunyai jalan yang terbentang dan laut mempunyai ombak yang bergelombang, apakah semua itu tidak menunjukkan atas adanya pencipta yang bijak, lagi Maha Berkuasa dan Maha Mengetahui?.
2. Sifat Qidam : adalah tidak ada permulaan pada wujudnya Alloh Ta’ala maksudnya bahwa Alloh Ta’ala tidak mempunyai permulaannya karena Alloh Dzat yang agung, pencipta alam semesta dan pencipta makhluk yang ada, maka sudah pasti Alloh yang mendahuluinya. Alloh Ta’ala berfirman “Dialah Alloh yang Awal, yang Akhir, yang Dhohir dan yang Bathindan dia maha mengetahui ada segala sesuatu”. (QS. Ql Hadid : 3)
3. Sifat Baqa’ adalah tidak ada pengakhiran pada wujudnya Alloh bahwa Alloh Ta’ala senantiasa ada tanpa ada ujung dan senantiasa kekal tanpa ada akhirannya. Alloh Ta’ala berfirman “Semua yang ada dibumi ini akan binasa dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai keagungan dan kemuliaan”. (QS. Ar Rohman : 26 – 27). Alloh Ta’ala berfirman, “Setiap sesuatu pasti binasa kecuali Alloh. BagiNya sesuatu itu ditentukan dan padaNya pula kamu semua kembali”. (QS. Al Qoshos : 4)
4. Sifat Mukholafatuhu lilhawadist adalah tidak ada makhluk yang menyamai Alloh SWT. Alloh Ta’ala berfirman, “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. As Syuro ; 11). Alloh Ta’ala berfirman, “Tidak ada satupun yang menyamainya”. (QS. Al Ikhlas : 4)
5. Sifat Qiyamuhu Binafsihi adalah Alloh tidak butuh pada tempat yang menetap padanya atau tempat yang ditempatinya atau pencipta yang mewujudkannya. Tetapi Dia Maha Kaya [tidak butuh] dari segala sesuatu selainnya (makhluk). Alloh Ta’ala berfirman, “Dan tunduklah semua (maksudnya merendah diri) pada Alloh yang kuasa hidup lagi senantiasa mengurus (makhluknya)”. (QS. Thoha : 111). Dan Alloh Ta’ala berfirman, “Wahai manusia, kamu sekalian membutuhkan Alloh, sedangkan Alloh Maha kaya (Tidak membutuhkan) lagi maha terpuji”. (QS. Faathir : 15). Dan Alloh Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Alloh sungguh Maha Kaya (Tidak membutuhkan) dari alam semesta” (QS. Al Ankabut : 6)
6. Sifat Al Wahdaniyah adalah tidak berbilang dalam Dzatnya, sifatnya, dan perbuatannya. Dan pengertian Esa Dzat Alloh itu tidak tersusun dari bagian-bagian dan Dia tidak bersekutu dalam kerajaanNya. Pengertian Esa sifatnya adalah bahwa tidak satupun (makhluk) bersifat seperti sifatnya Alloh. Dan pengertian Esa dalam perbuatan adalah bahwa tidak satupun (makhluk) berbuat seperti perbuatan Alloh Ta’ala. Maka Alloh adalah pencipta segala sesuatu dan pembuat segala sesuatu. Maka Alloh Ta’ala berdiri sendiri (independen) dalam penciptaanya dan pembuatannya (sesuatu yang baru). Alloh Ta’ala berfirman, “Maha suci Alloh Dialah yang Maha Esa lagi Maha Pemaksa” (QS. Az Zumar : 4) dan Alloh Ta’ala berfirman, “Dan Tuhanmu sekalian adalah tuhan yang maha Esa tidak ada Tuhan kecuali Dia yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang” (QS. Al Baqoroh : 163). Dan Alloh ta’ala berfirman, “Katakanlah bahwa Alloh itu Esa” (QS. Al Ikhlas :1). Dan Allah Ta’ala berfirman, “Allah tidak membuat anak dan tidak ada (Tuhan yang lain) menyertaiNya, jika ada Tuhan beserta Nya maka tuhan itu membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari Tuhan-Tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain, Maha Suci Alloh dari apa yang mereka sifatkan itu” (QS. Al Mukminun : 91). Dan Alloh ta’ala berfirman...
7. Sifat Qudrah adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala dalam menciptakan (sesuatu) dan meniadakan (sesuatu). Alloh Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Alloh itu maha kuasa atas segala sesuatu” (QS. An Nur : 45) dan Alloh Ta’ala berfirman, Tidak ada sesuatupun yang dapat melemahkan Alloh baik dilangit maupun dibumi. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa” (QS. Faathir : 44)
8. Sifat Irodah adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala. Sifat Irodah ini khusus terjadi pada hal-hal yang bisa terjadi pada setiap sesuatu yang boleh terjadi. Dengan demikian Alloh SWT mengatur alam semesta ini menurut keinginan, kehendak dan ketentuan-ketentuanNya. Maka Alloh Ta’ala menjadikan sesuatu ini panjang, pendek,baik dan buruk, alim atau bodoh pada tempat ini dan lainnya. Alloh Ta’ala berfirman, “ Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya : Jadilah maka jadilah ia” (QS. An Nahl ; 40). Alloh Ta’ala berfirman, “Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dia kehendaki dan memilihnya, tidak ada bagi mereka suatu pilihan. Maha Suci Alloh dan Maha Tinggidari apa yang mereka persekutukan” (QS. Al Qashas : 68). Alloh Ta’ala berfirman, “Katakanlah Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, kamu berikan kerajaan pada orang yang Kamu kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Mu lah segala kebaikan. Sesungguhnya Kamu Maha Menguasai atassegala sesuatu. (QS. Ali Imran : 26). Alloh Ta’ala berfirman, “Kepunyaan Alloh lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang dia kehendaki dan memberikan anak-anak laki-laki kepada siapa yang dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan mandul siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS. Asy Syuura : 94 – 50)
9. Sifat Ilmu adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala dalam mengetahui segala sesuatu. Alloh Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Alloh Ta’ala itu maha mengetahui atas segala sesuatu” (QS. Al Mujadalah : 7) dan Alloh Ta’alaberfirman, “Dan sesungguhnya Ilmu Alloh itu meliputi segala sesuatu” (QS. Ath-Thalaq : 12) dan Alloh Ta’ala berfirman, “Dan di sisi Allah kunci-kunci yang Ghaib, tidak ada yang mengetahui kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang didaratan dan dilautan dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basahatau kering melainkan tertulis dalam kitab yang nyata” (QS. Al An’am : 59). Alloh Ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya dan kami lebih dekat dari pada urat lehernya” (QS. Qaaf : 16)
10. Sifat Hayat (Hidup) adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala. Sifat berkuasa, berkehendak, ilmu, mendengar, melihat dan berbicara. Maka jika Alloh itu tidak hidup, maka sifat-sifat tersebut tidak akan tetap (ada). Alloh Ta’ala berfirman, “Dan bertaqwalah pada Alloh yang Hidup dan tidak Mati” (QS. Al-Furqon : 58) dan Alloh Ta’ala berfirman “Dialah yang hidup tidak ada Tuhan selain Dia, maka sembahlah Dia dengan ikhlas karena beragama padaNya” (QS. Al Mukmin : 65). Dan Alloh Ta’ala berfirman, “Dan tunduklah semua (Maksudnya merendah diri) pada Alloh yang Maha Hidup lagi senantiasa mengurus (MakhlukNya)”. (QS. Thaha : 111)
11 dan 12 Sama' dan Bashor (Sifat Mendengar dan Melihat) adalah keduanya sifat yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala yang dapat menyingkap (membuka) sesuatu yang ada. Maka Alloh Ta’ala Maha Mendengar segala sesuatu hingga mampu mendengar jalannya semut dipadang pasir yang hitam dimalam yang gelap dan Maha Melihat segala sesuatu yang tampak secara keseluruhan yang meliputi segala yang tampak (dapat ditemukan). Alloh Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Alloh telah mendengar ucapan seorang wanita yang mengajukan gugatan kepadamu tentang suaminya, dan mengadukannya kepada Alloh, dan Alloh mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Alloh Maha Mendengar lagi maha Melihat” (QS. Al Mujadilah : 1) dan Alloh Ta’ala berfirman “pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”, mereka berdua berkata, “Ya tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas”, Alloh berfirman, “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”. (QS. Thaha : 43-46).
13 Sifat kalam adalah sifat
Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala bukan berupa huruf atau bukan berupa
suara yang menunjukkan pada seluruh maklumat. Alloh Ta’ala berfirman, “Dan
Alloh telah berbicara pada Musa dengan langsung”. (QS. An Nisa :164) dan Alloh
Ta’ala berfirman, “Dan tatkala Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang
telah kami tentukan dan tuhanNya telah berbicara langsung kepadanya”. (QS. Al
A’raaf : 143). Dan Alloh Ta’ala berfirman, “Dan tidak ada seorang manusiapun
bahwa Alloh berbicara dengan dia kecuali dengan perantra wahyu”. (QS. Asy-Syura
: 51).
Dan jika Alloh Ta’ala mempunyai sifat berkuasa, berkehendak, berilmu, hidup, mendengar, melihat, dan berbicara maka secara otomatis Alloh Ta’ala mempunyai sifat-sifat berikut ini :
Dan jika Alloh Ta’ala mempunyai sifat berkuasa, berkehendak, berilmu, hidup, mendengar, melihat, dan berbicara maka secara otomatis Alloh Ta’ala mempunyai sifat-sifat berikut ini :
14. Qodiroon (Dialah Yang Maha
Kuasa)
15. Muriidan (Dialah Yang Maha Berkehendak)
16. Aaliman (Dialah Yang Maha Mengetahui)
17. Samii'an (Dialah Yang Maha Mendengar)
18. Hayyan (Dialah Yang Maha Hidup)
19. Bashiiron (Dialah Yang Maha Melihat)
20. Mutakalliman (Dialah Yang Maha Berbicara)
15. Muriidan (Dialah Yang Maha Berkehendak)
16. Aaliman (Dialah Yang Maha Mengetahui)
17. Samii'an (Dialah Yang Maha Mendengar)
18. Hayyan (Dialah Yang Maha Hidup)
19. Bashiiron (Dialah Yang Maha Melihat)
20. Mutakalliman (Dialah Yang Maha Berbicara)
Sifat – sifat 20 ini terbagi menjadi 4 bagian :
1. Sifat Nafsiah adalah bernisbat pada kata nafsi (jiwa) maksudnya Dzat dan sifat nafsiah adalah tidak masuk akal bila Dzat tanpa sifat ini yaitu Esa Wujudnya. jadi sifat ini hanya satu yaitu "wujud".
2. Sifat Salbiah adalah bernisbat pada kata salbu maksudnya mentiadakan sesuatu yang tidak layak bagi Allah. Sifat salbiyah tersebut ada 5 yaitu : Qidam, Baqa’, Mukholafatuhu Lilhawaditsi, Qiyamuhu binafsihi dan Wahdaniyah.
3. Sifat Ma’ani. sifat yang pasti ada pada Dzat Allah SWT. Sifat Ma’ani ini ada 7 yaitu : Qudrat (sifat berkuasa), Irodat (berkehendak), Ilmu (berilmu), Hayat (hidup), Sama' (mendengar), Bashor (melihat) dan Kalam (berbicara).
4. Sifat Ma’nawiyah adalah sifat yang mulazimah (menjadi akibat) dari sifat ma'ani, Sifat Ma'nawiyah ini ada 7 yaitu : Qodiron, Muridan, Aliman, Hayyan, Sami'an, Bashiron, Mutakalliman.
Adapun hikmah menyebut sifat-sifat Ma’nawiyah yang terkandung dalam sifat ma’ani tersebut adalah sebagai berikut :
1. Aqidah diterangkan dengan cara terperinci, karena pemikiran bodoh dalam masalah aqidah adalah masalah benar.
2. Mengcounter (menjawab) orang-orang mu’tazilah yang mengingkari sifat – sifat ma’nawiyah. Mereka berpendapat bahwa Alloh Ta’ala Maha berkuasa dengan Dzatnya, berkehendak dengan Dzatnya tanpa ada kekuasaan, dan kehendak dan sifat-sifat lainnya. Mereka bermaksud mengingkari sifat-sifat itu untuk mensucikan Alloh Ta’ala. Mereka berpendapat : Kami mensifati Alloh Ta’ala dengan sifat-sifat itu baik sifat itu hadits (baru) atau sifat-sifat itu qodim. Jika sifat-sifat itu hadits maka sifat-sifat itu menempati Alloh Ta’ala. Atau jika sifat – sifat itu Qodim maka sifat-sifat qodim itu berbilang (banyak) maka hal itu mentiadakan sifat wahdaniyah (Esa). Dan menjawab hal itu kami berpendapat : Sesungguhnya sifat-sifat tersebut tidak berdiri sendiri dari DzatNya, hanya saja sifat-sifat itu mengikuti DzatNya yaitu sifat-sifat yang ada itu menempati DzatNya.
Perlu diketahui bahwa
Ahlussunnah wal jama'ah tidak membatasi sifat2 Allah menjadi 20 sifat,
Ahlussunnah wal jama'ah menetapkan ini karena sifat 20 ini merupakan syarat
ketuhanan (syartul uluhiyah) sedang sifat yang lain seperti sifat af'al Allah,
maka jumlahnya banyak, diantaranya adalah asma'ul husna
Sifat Jaiz bagi Alloh Ta’ala
Pengarang Nadhom ra. Berkata : “Dengan karunia dan keadilanNya, Alloh memiliki sifat boleh (wenang) yaitu boleh mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya”
Penjelasan
Sifat Jaiz bagi Alloh Ta’ala adalah boleh bagi Alloh mengerjakan atau meninggalkan sesuatu, maka wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa Alloh Ta’ala boleh menciptakan dan memilih hambaNya menurut kehendaknya, dan tidak sesuatupun (makhluknya) yang mewajibkan Alloh. Karena Alloh adalah pengatur secara mutlak, tidak ada seorangpun memilih bersamaNya karena seluruh urusan (hal) itu berada ditanganNya baik perkara baik atau buruk. Maka Dialah (Alloh) yang memberi, mencegah, memuliakan, menghinakan, memberi manfaat, memberi madhorot, mengampuni, menyiksa, menetapkan (hukum) dan memberi sanksi dan begitu seterusnya. Alloh Ta’ala berfirman : “Dan Tuhanmu menetapkan apa yang Dia kehendakidan memilihnya, tidak ada pilihan bagi mereka” (QS. Al Qashas : 68). “Katakanlah, Wahai Tuhan yang memiliki kerajaan. Kamu berikan kerajaan kepada orang yang kamu kehendaki dan kamu hinakan orang yang kamu kehendaki. ditanganMulah segala kebaikan. Sesungguhnya Kamu Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kamu masukkan malam kedalam siang dan Kamu masukkan siang kedalam malam. Kamu keluarkan yang hidup dari yang mati dan Kamu keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Kamu beri rizqi siapa saja yang Kamu kehendaki tanpa disangka-sangka” (QS. Ali Imron : 26 – 27) “Kepunyaan Allohlah segala apa yang ada dilangit dan apa yang ada didalam hatimu atau kamu menyembunyikannya niscaya Alloh akan membuat perhitungan dengan kamu atas perbuatanmu itu. Maka Alloh akan mengampuni siapa yang dikehendakiNya dan Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS. Al Baqarah : 284)
PASAL KEDUA
Para Nabi dan para Rosul Alaihi Sholatu Wassalam
“Sifat Wajib Rosul ‘Alaihi Sholatu Wassalam”
Pengarang nadhom r.a. berkata “Alloh telah mengutus para nabi yang memiliki 4 sifat yang wajib yaitu
1. fatonah (cerdas),
2. shiddiq (jujur),
3. tabligh (menyampaikan
risalah) dan
4. amanah (dipercaya).
Kosakata
-Arti Anbiya’ : dibuang huruf hamzah yang dipanjangkan secara darurat merupakan kata jamak dari kata nabi. Definisinya telah diterangkan sebelumnya.
-Arti Fatonah : adalah kecerdasan yang sempurna dan tajam akalnya dalam mengalahkan saat berdebat, dalam mengemukakan hujjah dan menggagalkan tuntutan mereka yang bathil.
-Arti Shiddiq : adalah kabar yang disampaikan (mereka) sesuai dengan kenyataan.
-Arti Tabligh : adalah pengajaran mereka (para Rosul) kepada manusia akan Syariat-syariat Alloh agar dapat memberikan petunjuk kepada mereka untuk meraik kebahagiaan didunia dan akhirat.
-Arti Amanat : adalah mereka terjaga secara Dhahir dan Bathin dari pengaruh jelek yang dilarang walaupun larangan itu makruh.
Penjelasan
Wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa Alloh Ta'ala mempunyai para Nabi yang diutus. Alloh Ta'ala berfirman, "Rosul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. Demikian pula orang -orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Alloh, malaikat - malaikatNya, kitab-kitabNya dan Rosul-rosulNya. (Mereka mengatakan) Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang dari rosul-rosulNya dan mereka mengatakan, "Kami mendengar dan kami taati, (mereka berdo'a) Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepadaMulah tempat kembali" (QS. Al Baqarah : 285).
Kosakata
-Arti Anbiya’ : dibuang huruf hamzah yang dipanjangkan secara darurat merupakan kata jamak dari kata nabi. Definisinya telah diterangkan sebelumnya.
-Arti Fatonah : adalah kecerdasan yang sempurna dan tajam akalnya dalam mengalahkan saat berdebat, dalam mengemukakan hujjah dan menggagalkan tuntutan mereka yang bathil.
-Arti Shiddiq : adalah kabar yang disampaikan (mereka) sesuai dengan kenyataan.
-Arti Tabligh : adalah pengajaran mereka (para Rosul) kepada manusia akan Syariat-syariat Alloh agar dapat memberikan petunjuk kepada mereka untuk meraik kebahagiaan didunia dan akhirat.
-Arti Amanat : adalah mereka terjaga secara Dhahir dan Bathin dari pengaruh jelek yang dilarang walaupun larangan itu makruh.
Penjelasan
Wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa Alloh Ta'ala mempunyai para Nabi yang diutus. Alloh Ta'ala berfirman, "Rosul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. Demikian pula orang -orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Alloh, malaikat - malaikatNya, kitab-kitabNya dan Rosul-rosulNya. (Mereka mengatakan) Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang dari rosul-rosulNya dan mereka mengatakan, "Kami mendengar dan kami taati, (mereka berdo'a) Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepadaMulah tempat kembali" (QS. Al Baqarah : 285).
Wajib bagi seorang mukallaf
mengetahui sifat wajib, sifat mustahil den sifat jaiz bagi Rosul. Adapun sifat
wajib bagi Rosul ada 4 yaitu :
1. Sifat Fathonah : dan dalil tentang hal itu adalah jika sifat fathonah itu tidak ada pada diri Rosul maka mereka (para Rosul tidak mampu berhujjah dalam berargumentasi, dan hal itu tidak mengkin terjadi, karena Al Qur'an menunjukkan mengenai kemampuan para Rosul berargumentasi itu banyak sekali. Firman Alloh Ta'ala : "Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Nabi Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui" (QS. Al An'am : 83).
"Mereka berkata, Hai Nuh sesungguhnya kamu telah berargumentassi dengan kami, dan kamu lelah memperpanjang berargumentasi terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar" (QS. Hud : 32).
" Dan berargumentasilah pada mereka dengan cara yang baik"
(QS. An Nahl : 125).
Dan juga kita diperintahkan mengikuti jejaknya dan orang yang mengikuti jejaknya tidak akan menjadi orang bodoh.
1. Sifat Fathonah : dan dalil tentang hal itu adalah jika sifat fathonah itu tidak ada pada diri Rosul maka mereka (para Rosul tidak mampu berhujjah dalam berargumentasi, dan hal itu tidak mengkin terjadi, karena Al Qur'an menunjukkan mengenai kemampuan para Rosul berargumentasi itu banyak sekali. Firman Alloh Ta'ala : "Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Nabi Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui" (QS. Al An'am : 83).
"Mereka berkata, Hai Nuh sesungguhnya kamu telah berargumentassi dengan kami, dan kamu lelah memperpanjang berargumentasi terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar" (QS. Hud : 32).
" Dan berargumentasilah pada mereka dengan cara yang baik"
(QS. An Nahl : 125).
Dan juga kita diperintahkan mengikuti jejaknya dan orang yang mengikuti jejaknya tidak akan menjadi orang bodoh.
2. Sifat Shiddiq : dan dalil
tentang sifat tersebut adalah firman Alloh Ta'ala : “Dan benarlah Allah dan
Rasul-Nya.“. (QS.Al Ahzab : 22).
"Dan benarlah Rosul-rosulNya". (QS. Yaasin : 52).
"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Nabi Ismail di dalam Al Qur'an. Sesungguhnya dia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang Rosul dan Nabt" (QS.Maryam : 54).
Karena mereka (para Rosul) jika sifat bohong itu boleh pada diri mereka maka kebohongan itu ada pada kabar (risalah) Alloh Ta'ala dan hal itu tidak mungkin terjadi.
"Dan benarlah Rosul-rosulNya". (QS. Yaasin : 52).
"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Nabi Ismail di dalam Al Qur'an. Sesungguhnya dia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang Rosul dan Nabt" (QS.Maryam : 54).
Karena mereka (para Rosul) jika sifat bohong itu boleh pada diri mereka maka kebohongan itu ada pada kabar (risalah) Alloh Ta'ala dan hal itu tidak mungkin terjadi.
3. Sifat Tabligh : dalil sifat
tersebut adalah firman Alloh Ta'ala “Hai Rosul, sampaikanlah apa yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan maka kamu tidak
menyampaikan amanatNya (risalahNya)" (QS. Al Maidah : 67).
"Selaku para Rosul pembawa
berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia
membantah Alloh sesudah diutusnya para Rosul itu" (QS.An Nisa : 165).
Kabar gembira dan peringatan
itu tidak sempurna kecuali bile disampaikan.
Karena jika mereka tidak
menyampaikan syariat kepada manusia maka mereka berarti menyembunyikan syariat.
Dan hal itu tidak mungkin terjadi karena menyembunyikan syariat merupakan
aib/cacat yang besar. Yaitu ketika orang yang teledor dalam bersyariat memiliki
alasan untuk membantah Alloh SWT atas dasar tidak adanya tabligh.
4. Sifat Amanah dalil tentang
hal itu adalah firman Alloh Ta'ala : "Sesungguhnya Aku bagimu adalah
utusan Alloh yang dapat dipercaya” (QS.Ad Dukhan : 18).
"Sesungguhnya Allah tidak
mencintai orang-orang pengkhianat” (QS. Al Anfal : 58).
Karena jika mereka berkhianat
dengan melakukan perbuatan yang haram atau makruh maka kita tidak dapat
merubah/mengganti perbuatan haram dan makruh karma takut pada mereka (para
Rosul). Alloh Ta'ala memerintahkan kita untuk mengikuti mereka baik ucapan,
perbuatan den keadaan (sikapnya).
Sifat Jaiz Para Nabi dan Rosul
‘Alaihi Sholatu Wassalam.
Pengarang nadhom berkata : ”Dan
boleh didalam hak Rosul dari sifat wenang tanpa mengurangi derajatnya, misalnya
sakit yang ringan”.
Kosakata
- Arti Aradl : difathahkan
huruf ro' nya adalah sesuatu yang bisa terjadi pada manusia seperti sakit dan
yang lainnya.
Penjelasan
Dan sifat Jaiz pada haknya para
Nabi dan Rosul Alaihi Sholatu Wassalam adalah adanya sifat-sifat (yang bisa
terjadi) pada manusia yanag tidak menyebabkan terjadinya pengurangan pada
martabat (kedudukan) mereka yang tinggi.
Maka wajib bagi seorang
mukallaf meyakini bahwa mereka Alaihis Sholatu Wassalam bersifat seperti
yang dimiliki oleh manusia yang lainnya seperti makan, minum, jual beli,
masuk pasar, kawin, mati, hidup, merasakan kelezatan, merasakan sakit,
sehat dan sakit. Namun, sifat-sifat yang ada dalam diri mereka (para Nabi dan
Rosul) tidak menyebabkan orang-orang menjauhinya. Tidurnya beliau hanya matanya
saja tetapi hatinya tidak, dan beliau mengeluarkan mani hanya memenuhi
tempatnya, bukan ihtilam (mengeluarkan mani karena mimpi). Karena ihtilam
adalah permainan syetan, maka syetan tidak dapat menguasai mereka (para Nabi
dan Rosul) dan penguasaan syetan lainnya.
Adapun sifat Aradl yang
mengandung sifat kekurangan seperti kusta, lepra, tuli, buts, bisu, lumpuh,
pincang dan buta sebelah, maka itu sernua mustahil terjadi pada mereka (para Nabi
dan Rosul). Dan cerita yang mengatakan bahwa Nabi Syuaib alaihissalam buta,
maka cerita tersebut tidak ada dasarnya dan cerita Nabi Ya'qub alaihissalam
tertimpa kebutaan dan kebutaan tersebut akhirnya hilang (dapat melihat), begitu
pula cerita ulat yang- keluar dari tubuh Nabi Ayub alaihissalam ketika beliau
sakit adalah cerita bohong yang tidak berdasar. Dalil yang menunjukkan
sifat-sifat Aradl basyariah (sifat-sifat yang terjadi pada setiap manusia) pada
diri Nabi dan Rosul adalah firman Alloh Ta'ala
"Dan mereka berkata,
mengapa Rosul ini memakan makanan dan herjalan di pasar?" (QS.Al Furqan :
7)
"Dan Kami tidak mengutus
Rosul-rosul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di
pasar pasar" (QS.Al Furqan 20).
"Dan sesungguhnya Kami
telah mengutus beherapa Rosul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka
keturunan" (QS.Ar Ra'ad : 38).
"Dan ingatlah kisah Nabi
Ayub ketika ia menyeru Tuhannya "Wahai Tuhanku sesungguhnya aku telah
ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara para
penyayang", maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan
penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya padanya dan Kami
lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan menjadi
peringatan bagi semua yang menyembah Alloh" (QS.Al Anbiya 83-84).
”Muhammad itu tak lain hanyalah
seorang Rosul, sungguh telah berlaku sebelumnya beberapa orang Rosul. Apakah
jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang maka ia tidak dapat
mendatangkan madharat kepada Alloh sedikitpun" (QS. Ali Imran : 144).
Penjagaan Para Nabi dan Rosul
Alaihi Sholatu Wassalam
Pengarang nadhom r.a. berkata:
”Mereka mendapat penjagaan Alloh (dari perbuatan dosa) seperti para malaikat
seluruhnya. (Penjagaan itu) wajib bahkan para Nabi lebih utama dari para
malaikat”.
Kosakata
Ishmatuhum Kata Al Ishmah
menurut bahasa adalah penjagaan secara mutlak sedangkan menurut istilah adalah
penjagaan Alloh pada mereka dari dosa dan mustahil perbuatan dosa itu
dilakukannya.
Penjelasan
Wajib bagi seorang mukallaf
meyakini bahwa para Nabi dan Rosul 'Alaihi Sholatu Wassalam terjaga dari
dosa-dosa (ma'shum) sebagaimana para malaikat terjaga dari dosa, mereka
terhindar dari perbuatan maksiat, dann mereka meninggalkan maksiat itu wajib
hukumnya den mereka tidak melakukan perbuatan yang diharamkan dan mereka tidak
mernpunyai sprat kecuali dengan akhlak yang mulia. Karena mereka (para Nabi dan
Rosul) adalah suri tauladan yang baik dan contoh yang tinggi sebagai kiblat
manusia (tempat mengadu/menghadap) dan Alloh mendidik, membina dan mengajarkan
mereka sehingga mereka (para Nabi dan Rosul) menjadi orang yang terdidik dan
terpelajar. Dalil yang menunjukkan ishmah mereka adalah firman Alloh Ta'ala
"Dan bersabarlah dalam
menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan
Kami” (QS.Ath thur :48)
"T'idak mungkin seorang
Nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang" (QS.Ali Imran : 161)
"Dan Aku telah melimpahkan
kepadamu kasih sayang yang datang dariKu supaya kamu diasuh dibawah
pengawasanKu” (QS.Thaha : 39).
Dan mereka (para Nabi dan
Rosul) lebih utama dari para malaikat sebagaimana pendapat jumhur Al Asyairah.
Dan dalil hal itu adalah finnan Alloh Ta'ala : "Dan ketika Kami katakan
pada para malaikat sujudlah kalian kepada Adam, makes sujudlah mereka” (QS.AI
Baqarah : 34). Perintah pada para malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam
adalah sebagai penghormatan. Jika saja Nabi Adam tidak lebih utama maka mereka
tidak perintahkan sujud kepadanya. Termasuk hal yang wajib diyakini bahwa
sebagian para Nabi dan Rosul itu lebih utama dari sebagian yang lain,
berdasarkan firman Alloh Ta'a1a, "Rosul-rosul itu Kami lebihkan sebagian
mereka atas sebagian yang lain" (QS. Al Bagarah : 253), dan firman Alloh
Ta'ala, "Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian Nabi-nabi itu"
(QS. AL Isra' 55). Dan nash ini tidak bertentangan dengan firrnan Alloh Ta'ala,
"Kami tidak membedakan diantara seorangpun dari para Rosul-rosulNya"
(QS. Al Baqarah : 285). Karena makna ayat ini tidak membeda- bedakan dalam
risalah mereka dan mengimani mereka. Maka orang-orang yang beriman bukan
seperti orang-orang yahudi dan nasrani yang hanya beriman pada sebagian para
Nabi dan Rosul dan mengkafiri sebagian yang lainnya.
Maka Ulul Azmi (Nabi yang
mempunyai kesabaran, ketetapan dan mampu menahan kesulitan), Alloh Ta'ala
berfirman, "Bersabarlah sebagaimana para ulul azmi bersabar" (QS.Al
Qof : 35). Termasuk ulul azmi adalah: junjungan kita Nabi Muhammad, Nabi
Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Nuh Alaihi Sholatu Wassalam merupakan paling
utama diantara para Rosul yang lainnya. Dan paling utama diantara ulul azmi
secara mutlak adalah junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan termasuk yang wajib
diyakini bahwa sebagian dari para malaikat lebih utama dari sebagian yang lainnya
seperti para Rosul berdasarkan firman Alloh Ta'ala, "Alloh memilih
diantara para malaikat seorang utusan, dan paling utama diantara mereka adalah
malaikat Jibril alaihissalam.
"Sifat mustahil Alloh
Ta'ala & RosulNya `Alaihi Sholatu Wassalam"
Pengarang nadhom berkata,”Dan
sifat mustahil adalah lawan dari sifat yang wajib maka hafalkanlah 50 sifat itu
sebagai ketentuan yang wajib”.
Penjelasan
Sifat mustahil bagi Alloh
Ta'ala, den rosulNya adalah lawan dari sifat wajib bagi Alloh Ta'ala den
rosulNya, maka jumlah sifat mustahil itu sama seperti sifat wajib dan setiap
mukallaf wajib mengetahuinya. Sifat mustahil bagi Alloh Ta'ala itu berjumlah 20
sifat yang terperinci sebagai berikut ini:
1. Sifat Adam (tidak ada) lawan
dari sifat wujud
2. Sifat Hudust (baru) lawan
dari sifat Qwidam
3. Sifat Fana' (rusak) lawan
dari sifat Baqa’
4. Sifat Mumatsilah
lilhawaditsi (sama dengan makhluknya) lawan dari sifat mukholafatuhu
lilhawaditsi (berbeda dengan makhiuknya)
5. Sifat A'damu Qiyamuhu
binafsihi (tidak berdiri sendiri) lawan dari sifat Qiyamuhu binafsihi (berdiri
sendiri)
6. Sifat Ta'dud (berbilang)
lawan dari sifat Wahdaniyah (Esa)
7. Sifat A'juzn (lemah) lawan
dari sifat Qudrat (berkuasa)
8. Sifat Al Karahah (terpaksa)
lawan dari sifat Iradah (berkehendak)
9. Sifat Jahlun (bodoh) lawan
dari sifat Ilmun (berilmu)
10. Sifat Mautun (coati) lawan
dari sifat Hayat (hidup)
11. Sifat Shomamun (tuli) lawan
dari sifat Same' (mendengar)
12. Sifat Umyun (buta) lawan
dari sifat Basher (melihat)
13. Sifat Bukmun (bisu) lawan
dari sifat kalam (berbicara)
14. Sifat Kaunuhu A'jizan (Dzat
yang lernah) lawan dari sifat Kaunuhu Qoadiron (Dzat yang berkuasa)
15. Sifat Kaunuhu Kaarihan
(Dzat yang terpaksa) lawan dari Kaunuhu Muriidan (Dzat yang berkehendak)
16. Sifat Kaunuhu Jaahilan
(Dzat yang bodoh) larvan dari sifat Kaunuhu `Aliman (Dzat yang berilmu)
17. Sifat Kaunuhu Mayyitan
(Dzat yang coati) lawan dari Kaunuhu Hayyan (Dzat yang hidup)
18. Sifat Kaunuhu Ashomma (Dzat
yang tuli) lawan dari Kaunuhu Sami'an (Dzat yang mendengar)
19. Sifat Kaunuhu A'maa (Dzat
yang buts), lawan dari sifat Kaunuhu Bashiran (Dzat yang melihat)
20. Sifat Kaunuhu Abkamu (Dzat
yang bisu) lawan dari sifat Kaunuhu Mutakalliman (Dzat yang berbicara)
Dan sifat mustahil bagi para
Nabi dan Rosul alaihimus Sholatu Wassalam ada 4 sifat yaitu
- Sifat Baladah (bodoh) lawan
dari sifat Fathonah (cerdas)
- Sifat Kidzib (bohong) lawan
dari sifat sidiq (jujur)
- Sifat Kitman (menyimpan)
lawan dari sifat 'I'abligh (menyampaikan risalah)
- Sifat Khianat (berkhianat)
lawan dari sifat Amanat (dapat dipercaya)
Aqidah-aqidah itu Wajib bagi
kita menghafalkannya yaitu 50 sifat, perinciannya sebagai berikut ini:
- Sifat Wajib bagi Alloh ada 20
- Sifat Mustahil bagi Alloh ada
20
- Sifat Wajib bagi Rosul ada 4
- Sifat Mustahil bagi Rosul ada
4
- Sifat Jaiz bagi Alloh ada 1
- Sifat Jaiz bagi Rosul ada 1
Jumlah Para Rosul `Alaihimus
Sholatu Wassalam dalam Al Qur'an
Pengarang nadhom r.a. berkata:
"Adapun rincian nama para Rosul ada 25 itu wajib diketahui bagi setup
mukallaf, maka yakinilah dan ambilah keuntungannya. Mereka adalah Nabi Adam,
Idris, Nuh, Hud serfs Sholeh, Ibrahim ( yang masing-masing diikuti berikutnya)".
"Luth, Ismail dan Ishaq demikian pula Ya'qub, Yusuf dan Ayyub dan
selanjutnya". "Syuaib, Harun, Musa dan Alyasa', Dzulkifli, Dawud,
Sulaiman yang diikuti". Ilyas, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa den Thaha
(Muhammad) sebagai penutup, maka tinggalkanlah jalan yang menyimpang dari
kebenaran". "Semoga sholawat dan salam terkumpulkan pada mereka den
keluarga mereka sepanjang masa".
Kosakata
- Kata Haqqaqa berarti
yakinilah.
- Kata Ightanama berarti
usahalah dan carilah jumlah mereka (para nabi dan rosul)
- Kata kulla muttaba berarti
Nabi/Rosul yang disebutkan itu, Alloh mewajibkan kepada umatnya untuk mengikuti
jejak mereka (para nabi).
- Kata ihtadzaa berarti Nabi
Ayyub mengikuti jejak pare nabi yang terdalahulu yang sudah disebutkan.
- Kata Da'ghayya berarti tinggalkan
jalan yang menyimpang dari kebenaran.
Penjelasan
Wajib bagi tiap mukallaf
mengetahui nama-nama rosul yang telah disebutkan di dalam Al Qur'an secara
terperinci, dan jumlah mereka ada 25 yaitu:
1. Nabi Adam adalah bapak
leluhur manusia.
2. Nabi Idris adalah kakek dari
ayah Nabi Nuh sebagaimana diriwayatkan dalam hadist Bukhari.
3. Nabi Nuh adalah Nabi yang
diselamatkan oleh Alloh Ta'ala den j uga kaumnya dari tenggelam dengan disertai
badai topan. Hanya saja anaknya tenggelam bersama orang-orang yang tenggelam
(akibat adzab Alloh) dan beliau terus berdakwah selama 950 tahun lamanya.
Sebagaimana firman Alloh Ta'ala," Maka ia tinggal diantara mereka selama
1000 tahun kurang 50 tahun" (QS.Al Ankabut : 14). Beliau dinamakan bapak
manusia kedua setelah nabi Adam karena keturunan beliau tersebar di seluruh
penjuru dunia sejak masanya hingga masa kini.
4. Nabi Hud adalah Nabi dari
keturunan Sam bin Nabi Nuh yang telah diutus Alloh ke kaum `Ad. Mereka (kaum
`Ad) adalah kaum yang punya keahlian dalam bidang arsitek pembangunan (rumah)
den mereka, tinggal di gunung-gunung di daerah Al Qof yang terletak di sebelah
timur kota Hadramaut di negara Yaman. Tatkala mereka berbuat dusta kepada Nabi
Hud, maka Alloh membinasakan mereka dengan angin shorshor. Alloh Ta'ala berfirman,
"Adapun kaum Ad maker rnereka telah dibinasakan dengan angin sharshar
(angin kencang lagi dingin dan keras suaranya) lagi amat kencang secara
beruntun. Allah menimpakan angin itu kepada rnereka selama 7 malam den 8 hari
secara beruntun, maka kamu lihat kaum `Ad pada waktu itu mati bergelimpangan
seakan-akan rnereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah lapuk (tidak
berisi)" ( QS. Al Haqqoh ; 2-6 ).
5. Nabi Sholih adalah Nabi dari
keturunan Sam bin Nabi Nuh, Shohibun Naqoh (gelar Nabi Sholih karena beliau
mempunyai mujizat berupa unta). Alloh mengutus Nabi Sholih ke kaum Tsamud den
mereka (kaum Tsamud) adalah kaum yang punya keahlian memahat gunung-gunung
menjadi rumah. Tempat tinggal mereka buat dari batu-batu yang dikenal di
kota-kota Nabi Sholih yaitu antara Hijaz dan Syam di sebelah tenggara bumi
(daerah) madyan yaitu daerah bersebelahan dengan teluk Agobah. Tatkala mereka
mendustakan Nabi Sholih maka Alloh membinasakan mereka dengan suara teriakan
malaikat Jibril. Alloh Ta'ala berfirman, "Adapun kaum tsamud, maka mereka
telah dibinasakan dengan suara keras sekali yang melewatu batas (suara
mengguntur)" (QS. Al Haqqah : 5).
6. Nabi Ibrahim adalah
Kholilulloh (kekasih Alloh) dan Bapak para Nabi. Nasab beliau sambung dengan
Sam bin Nabi Nuh, dan beliau adalah nabi yang diselamatkan oleh Alloh dari
siksaan api raja Namrudz. Alloh Ta'ala berfirman,"Hai api jadilah dingin
dan selamatkanlah alas Ibrahim, dan mereka hendak berbuat makar kepada Ibrahim,
maka kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi "(QS. Al
Anbiya' : 69-70).
7. Nabi Luth adalah anak dari
saudara Nabi Ibrahim (keponakan Nabi Ibrahim) Kholilulloh yang diperintahkan
oleh Alloh ke bumi "Yaduum" dimana telah hilang dari raut wajah
kaumnya rasa malu (tidak punya malu), karena mereka mendatangi kaum lelaki yang
sejenis (homoseks) bukan wanita yang lain jenis. Dan Alloh membinasakan mereka
dengan cara negeri mereka yang diatas dijadikan di bawah (dibalik) dan dihujani
dengan batu dari tanah dan Alloh menyelamatkan nabi Luth beserta pengikutnya
kecuali istrinya yang dibinasakan beserta orang - orang yang telah dibinasakan
(diadzab). Alloh Ta'ala berfirman, "Maka tatkala datang adzab kami, kami
jadikan negeri kaum Luth itu yang diatas jadi dibawaha (dibalik) dan kami
hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi yang
diberi tanda oleh Tuhanmu dan siksaan itu tiada jauh dari orang-orang yang
dzalim"(QS. Hud : 82-83).
8. Nabi Ismail bin Ibrahim
adalah Nabi yang ibunya bernama Hajar, Alloh mengutusnya ke Qobilah Yaman dan
Qobilah Amaliq (kata jamak dari kata Amlaqun yaitu qobilah yang orang-orangnya
tinggi .tegak/gagah). Orang-orang Amaliq bertempat tinggal di jazirah Arab dari
arah Syam. Kemudian mereka tersebar di berbagai arah setelah Nabi Ismail
`alaihi sholatu wassalam mengeluarkan mereka (mengusir mereka).
9. Nabi Ishaq adalah
putera nabi Ibrahim dari isterinya Sarah, sedang Nabi Ismail adalah puteranya
dari Hajr, dayang yang diterimanya sebagai hadiah dari Raja Namrud.
Tentang Nabi Ishaq ini tidak dikisahkan dalan Al-Quran kecuali dalam beberapa ayat di antaranya adalah ayat 69 sehingga 74 dari surah Hud, seperti berikut:
"Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira mereka mengucapkan "selamat". Ibrahim menjawab: "Selamatlah" maka tidak lama kemudian Ibrahim menjamukan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. malaikat itu berkata " Jangan kamu takut sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus untuk kaum Luth.". dan isterinya berdiri di sampingnya lalu di tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira akan (kelahiran) Ishaq dan sesudah Ishaq (lahir pula) Ya'qub. Isterinya berkata " sungguh mengherankan apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua dan suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua juga? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang aneh. Para malaikat itu berkata " Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya dicurahkan atas kamu hai ahlulbait! sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah. Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya dia pun bersoal jawab dengan (malaikat-malaikat) Kami tentang kaum Luth." (QS. Hud : 69 - 74)
Tentang Nabi Ishaq ini tidak dikisahkan dalan Al-Quran kecuali dalam beberapa ayat di antaranya adalah ayat 69 sehingga 74 dari surah Hud, seperti berikut:
"Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira mereka mengucapkan "selamat". Ibrahim menjawab: "Selamatlah" maka tidak lama kemudian Ibrahim menjamukan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. malaikat itu berkata " Jangan kamu takut sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus untuk kaum Luth.". dan isterinya berdiri di sampingnya lalu di tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira akan (kelahiran) Ishaq dan sesudah Ishaq (lahir pula) Ya'qub. Isterinya berkata " sungguh mengherankan apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua dan suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua juga? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang aneh. Para malaikat itu berkata " Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya dicurahkan atas kamu hai ahlulbait! sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah. Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya dia pun bersoal jawab dengan (malaikat-malaikat) Kami tentang kaum Luth." (QS. Hud : 69 - 74)
10. Nabi Ya'qub bin Ishaq bin
Ibrahim. Alloh mengutusnya sebagai Nabi ke kaum an'am.
11. Nabi Yusuf bin Ya'qub bin
Ishaq bin Ibrahim. Rosululloh SAW bersabda, "Nabi mulia anak keturunan
Nabi mulia anak keturunan Nabi mulia anak keturunan Nabi mulia yaitu Nabi Yusuf
bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim alaihimussalam" (HR Bukhori dari Ibnu
Umar-pada bab awal penciptaan).
12. Nabi Ayyub adalah Nabi yang
disebut oleh para pakar sejarah sebagai anak Aish bin Ishaq bin Ibrahim yaitu
Nabi yang dijadikan contoh suri tauladan dalam kesabarannya.
13. Nabi Syuaib dikatakan
sebagai anak keturunan Madyan bin Ibrahim, dan dikatakan pula bahwa beliau
bukan dari keturunan Nabi Ibrahim. Sesungguhnya beliau adalah anak keturunan
dari orang-orang yang beriman pada Nabi Ibrahim `alaihissalam dan ikut hijrah
dengan Nabi Ibrahim ke negeri Syam. Tetap beliau (Nabi Syuaib) anak dari anak
perempuan Nabi Luth (cucu perempuan Nabi Luth dari puteranya). Alloh Ta'a1a
mengutusnya ke penduduk madyan dan mereka adalah penduduk yang mengkufuri Alloh
dan jelek dalam bermuamalah dengan orang lain yaitu mereka mengurangi timbangan
dan ukuran sesuatu dan mereka merusak (dalam mentasarufkan) harta mereka. Tatkala
mereka mendustakan Nabi Syuaib, maka Alloh membinasakan mereka. Sehingga daerah
mereka ditimpa kelaparan karena ulah mereka, seakan-akan mereka tidak dapat
mendiaminya dan mereka tidak dapat hidup didalamnya. Alloh Ta'ala berfrman,
"Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang
bergelimpangan di dalam rumah- rumah mereka, yaitu orang-orang yang mendustakan
Nabi Syuaib, mereka itulah orang-orang yang merugi"(QS.A1 A'raf 91-92).
Kemudian Alloh mengutusnya ke penduduk Aikah dekat dari daerah Madyan. Tatkala
mereka mendustakan Nabi Syuaib, maka Alloh menimpakan adzab pada mereka pada
hari dinaungi awan yaitu Alloh menimpakan pada mereka rasa panas selama 7 hari,
sehingga air-air mereka kekeringan, kemudian awan itu minggiring mereka.
Kemudian mereka berlindung dibawah awan karena rasa panas sekali. Setelah itu
awan itu menurunkan hujan api sehingga api itu membakar mereka dan
membinasakannya. Dan hari itu disebut dengan Yaumud dzullah. Alloh Ta'ala
berfirman, "Kemudian mereka mendustakan Syuaib, lalu mereka ditimpa adzab
pada hari mereka dinaungi awan, sesungguhnya adzab itu adalah adzab hari yang
besar"(QS. Asy syu'araa : 189).
14. Nabi Harun bin Imran bin
Qoohit bin Laway bin Ya'qub.
15. Nabi Musa Kalimullah adalah
saudara kandung Nabi Harun, Alloh mengutusnya supaya memberi petunjuk pada
Fir'aun dan kaumnya.
16. Nabi Ilyasa' bin Akhtub bin
'Ajuuz terrnasuk para Nabi dari kalangan Bani Israil.
17. Nabi Dzulkifli bin Ayyub,
namanya yang asli adalah Basyar. Alloh mengutusnya menjadi seorang Nabi setelah
bapaknya dan memberi nama Dzulkifli.
18. Nabi Daud, nasabnya
bersambung dengan Yahudza dan Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim, Alloh menjadikannya
raja di kalangan Bani Israil.
19. Nabi Sulaiman bin Daud,
Alloh menjadikannya raja dikalangan Bani Israil setelah bapaknya Nabi Daud.
20. Nabi Ilyas, nasabnya
bersambung dengan Nabi harun bin. Imron saudara Nabi Musa. Alloh mengutusnya ke
kaumnya yaitu Bani Israil.
21. Nabi Yunus bin Matta, Alloh
mengutusnya ke kaumnya di Nainawa nama daerah di daerah maushil dan Beliau
diselamatkan Alloh dari kesedihan yang menimpanya. Beliau disebut Dzun nun
maksudnya prang yang ditelan ikan nun (ikan paus).
22. Nabi Zakaria adalah Nabi
dari keturunan Nabi Sulaiman, dan beliau besar dikalangan Bani Israil, dan Beliau
orang yang mendekatkan diri (pada Alloh) dengan cara berqurban di Baitul Maqdis
dan membacakan kitab Taurat pada Bani Israil dan Beliau meninggal dunia secara
syahid.
23. Nabi Yahya bin Zakaria dan
disebutkan bahwa Beliau lahir sebelum Al Masih (Nabi Isa As) dan Beliau
meninggal dunia secara syahid.
24. Nabi Isa bin Maryam dan
Beliau adalah hamba Alloh dan RosulNya dan kalimatulloh (ucapan Alloh) yang
dilontarkan pada ibunda Maryam dan sebagai ruhNya (Alloh), Beliau adalah Nabi
dan Rosul Alloh yang terakhir dari Bani Israil. Dan Beliau mendapat gelar Al
Masih. Nama Al Masih berasal dari bahasa Ibrani yang murni dan berjulukan Ibnu
Maryam. Dan termasuk hikmah Ilahiyah yang jelas bahwasannya Alloh menciptakan
Nabi Adam tanpa ayah dan ibu, dan Nabi Isa diciptakan tanpa ayah dan manusia
lainnya secara normal dari ayah dan ibu.
25. Nabi kita Muhammad SAW
adalah penutup para Nabi dan para Rosul dan termasuk pemimpin para umat
terdahulu dan akan datang. Alloh mengutusnya kepada manusia secara keseluruhan
dan memberi rahmat pada alam semesta. Alloh Ta'ala berfirman, "Dan tidak
akan Kami utus kamu kecuali sebagai rahmat untuk sekalian alam ". Dan
Rosululloh SAW bersabda, "Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum saya
yaitu seperti seseorang yang membangun suatu bangunan kemudian saya
menjadikannya bagus dan indah kecuali ada satu batu bata yang berada di pojok
(belum terpasang), kemudian orang-oarng mengelilinginya (sambil
memperhatikannya) dan mengaguminya dan mereka berkata, "T'idakkah anda
meletakkan batu bata ini? Kemudian saya (Rosululloh) yang meletakkan satu batu
bata itu dan sayalah penutup para Nabi. (Muttafaq alaih dan lafadz dari Imam
Muslim )
Dan mereka para Rosul
Sholawatullohi Alaihim wa a'la alihim, mereka telah disebutkan di dalam Al
Qur'an karim sebanyak 18 Rosul yang disebutkan dalam surat Al An'am da 7 Rosul
lainnya dalam berbagai ayat.
Alloh Ta'ala berfirman
"Dan itulah hujjah Kami
yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk mengahdapi kaumnya. Kami tinggikan siapa
yang Kami kehendaki beberapa derajata. Seseungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana
lagi Maha Mengetahui"(QS. Al an'am : 83).
"Dan Kami telah
anugerahkan Ishaq dan Ya'qub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah
Kami beri petunjuk dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk
dan dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik"(QS.Al An'am : 84).
"Dan Nabi Zakaria, Yahya,
Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang sholih, dan Nabi Ismail,
Alyasa’, Yunus dan Luth dan masing -masingnya Kami lebihkan
derajatnya"(QS. Al An'am 83-84).
"Sesungguhnya Alloh telah
memilih Adam, Nuh, keluarga Nabi Ibrahim dan keluargalmran melebihi segala
umat"(QS. Ali Irnran : 33).
" Dan kepada kaum Aad
(Kami utus) saudara mereka Huud”(QS. Huud 50).
"Dan ingatlah kisah Nabi
Ismail, Idris dan Dzulkifli, mereka semua lermasuk orang-orang yang sabar. Dan
Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk
orang-orang yang sholih" QS.AI Anbiya' : 85-86 ).
"Mohammad itu
sekali-sekali bukanlah bapak dari seseorang laki-laki diantara kamu tetapi dia
adalah Rosululloh dan penutup Nabi-nabi"(QS. Al Ahzab . 40).
Dan ada diantara para Nabi dan
Rosul yang tidak disebutkan dalam Al Qur'an. Alloh Ta'ala berfirman,"Dan
(Kami telah mengutus) Rosul-rosul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang
mereka kepadamu dahulu dan para Rosul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu"(QS. An Nisa' : 164). Telah terjadi perselisihan mengenai jumlah
para nabi dan rosul. Dan yang dikenal mengenai hal itu adalah bahwa jumlah para
Nabi yaitu 124.000 dan para Rosul termasuk para Nabi yaitu 313 ( Sebagaiman
yang di riwayatkan oleh Ibnu Mardawiyah dari Abu Dzar r. a. Lihat Ibnu Katsir
I/585 ). Syaikh Al Bajuri berpendapat : Pendapat yang shahih mengenai para Nabi
dan Rosul adalah tidak membatasi jumlah dengan hitungan tertentu karena hal itu
bisa menetapkan kenabian pada seorang yang realitasnya bukan Nabi atau
sebaliknya menabikan kenabian pada seorang padahal realitasnya die benar-benar
Nabi.
PASAL KETIGA
Mengenai para malaikat’alaihimussalam. Siapakah mereka itu dan
tabiat mereka-(para malaikat yang berjumlah 10).
Syaikh Nadhim r.a berkata : "Adapun para malaikat itu tetap tanpa bapak dan ibu, tidak makan den tidak minum serta tidak tidur."
Pejelasannya :
Wajib bagi setiap mukallaf meyakini bahwa Alloh mempunyai para malaikat alaihimussalam. Alloh Ta'ala berfirman,"Rosul telah bersabda kepada Al Qur'an yang telah diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman semuanya beriman kepada Alloh, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya den Rosul-rosulNya "(QS, Al Baqarah 285). Dan mereka para malaikat tidak memiliki sifat sebagaimana yang dimiliki oleh manusia, dan oleh sebab itu mereka (para malaikat) diciptakan tanpa ada perantaranya (melalui) seorang bapak dan ibu. Dan mereka tidak makan, minum dan tidur. Dan mereka tidak bersifat (berjenis) laki-laki, perempuan dan banci, maka barang siapa yang meyakini jenis mereka laki- laki maka ia telah berbuat bid'ah yang fasik. Dan ada dua pendapat (mengenai para malaikat) yang dianggap kafir yaitu :
Mengenai para malaikat’alaihimussalam. Siapakah mereka itu dan
tabiat mereka-(para malaikat yang berjumlah 10).
Syaikh Nadhim r.a berkata : "Adapun para malaikat itu tetap tanpa bapak dan ibu, tidak makan den tidak minum serta tidak tidur."
Pejelasannya :
Wajib bagi setiap mukallaf meyakini bahwa Alloh mempunyai para malaikat alaihimussalam. Alloh Ta'ala berfirman,"Rosul telah bersabda kepada Al Qur'an yang telah diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman semuanya beriman kepada Alloh, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya den Rosul-rosulNya "(QS, Al Baqarah 285). Dan mereka para malaikat tidak memiliki sifat sebagaimana yang dimiliki oleh manusia, dan oleh sebab itu mereka (para malaikat) diciptakan tanpa ada perantaranya (melalui) seorang bapak dan ibu. Dan mereka tidak makan, minum dan tidur. Dan mereka tidak bersifat (berjenis) laki-laki, perempuan dan banci, maka barang siapa yang meyakini jenis mereka laki- laki maka ia telah berbuat bid'ah yang fasik. Dan ada dua pendapat (mengenai para malaikat) yang dianggap kafir yaitu :
(1) Barang siapa yang meyakini
bahwa malaikat adalah banci maka dianggap kafir, karena keterangan tersebut
sudah termasuk dalam firman Alloh Ta'ala,"Dan mereka menjadikan para
malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Alloh Yang Maha Pemurah yang
berjenis perempuan"(QS. Az Zukhruf : 19).
(2) dianggap lebih kafir yaitu
barang siapa yang meyakini para malaikat adalah perempuan, karena hal itu
menambah kekurangan sifatnya, sedangkan mereka (para malaikat adalah jisim yang
bercahaya lembut dengan ruh-ruh yang mampu wajib membentuk dari bentuk yang
satu kebentuk yang bermacam-macam. Nabi Muhammad saw. bersabda, "Para
malaikat diciptakan dari cahaya, dan para jin diciptakan dari nyala api dan
diciptakan Nabi adam dari sesuatu yang disifatkan kepadamu."(HR. Muslirn).
Alloh Ta'ala berfirman, "Lalu Kami mengutus kepadanya, maka ia menjelma
dihadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna." (QS. maryam : 17). Dan
sabda Nabi Muhammd SAW,"Dan terkadang malaikat itu menjelma menjadi
seorang laki-laki padaku kemudian ia berbicara padaku maka aku paham apa yang
diucapkannya."(HR. Bukhari). Dan para malaikat itu mempunyai sayap
sebagian mereka mempunyai 2 sayap, ada yang 3 sayap, 4 sayap dan ada yang lebih
dari itu. Alloh Ta'ala berfirman,"Segala puji bagi Alloh pencipta langit
dan bumi yang menjadikan malaikat sebagai utusan yang punya sayap, ada yang
dua, tiga dan empat. Alloh menambahkan semua ciptaanNya sesuai dengan apa yang
dikehendakiNya. Sesungguhnya Alloh Maha Kuasa atas Segala sesuatu."(QS.
F'aathir) Imam Muslim meriwayatkan hadits dari sahabat ibnu Mas'ud r.a.
bahwasannya Rosululloh melihat malaikat Jibril a.s mempunyai 600 sayap. Dan
mereka (para malaikat) bertabiat taat secara sempurna, pada Alloh dan
melaksanakan perintah-perintahNya, dan mereka bersih dari syahwat hewaniah dan
terlepas dan kecenderungan seksual, dan terhindar dari dosa- dosa dan
kesalahan. Alloh Ta'ala berfirman,"Mereka (para nurlaikat) takut pada
Tuhan mereka dan atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan pada
mereka. "(Q.S An Nahl). Alloh Ta'ala berfirman, "Mereka tidak
mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan."(QS. At Tahrim : 6). Dan diantara
mereka terdapat malaikat yang bertugas sebagai juru tulis (Al Kalabah), penjaga
(Al Hafadlotu), penjaga Arsy (Hanurlatul Arsy), pembaca tasbih (AI Musabbihun),
memintakan ampunan orang-orang mukmin (Al Mustaghfiruurur lilmukminiina),
senantiasa sujud (As saajidun), mengatur shof (Ash shoofun), yang mengatur
peredaran siang dan malam hari (Al Mutaa'gibirrra bil laili wan nahar), pemberi
rahmat (malaikatur rahmah), malaikat yang berjalan mencari majelis dzikir
(malaikat sayyaratu) dan lain sebagainya. Alloh Ta'ala berfirman,"Tiada
seorangpun diantara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang
tertentu."(QS. Ash Shaffaat 164).