A. Suasana Tumbuhnya Peradaban
Ilmu Pengetahuan Masa Abasiyah
Suasana tumbuhnya peradaban di Abasiyah terjadi setelah perluasan wilayah secara besar besaran. Faktor yang paling dominan mendorong suasana itu adalah kebijakan dari Khalifah Abu Ja’far, bahwa yang menjadi khalifah
haru orang yang mencintai dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan. Suasana keimulan memang di
ciptakan oleh khalifah dengan
menyediakan segala fasilitas penunjang, lembaga pendidikan dan pepustakaan di
bangun, tempat - tempat istirahat dan mukim di sediakan oleh siapa sajayang
mau belajar ilmu pengetahuan. Ulama dari
berbagai disiplin ilmu di datangkan untuk mengajari orang –orang
islam yang belajar.
Kegiatan menulis
buku berjalan dengan pesat,
karena pemerintah mewajibkan belajar sambil menuliskan ilmu dalam kitab. Dalam
sejarah kegiatan menulis ilmu itu berjalan menurut 3
tingkat, yaitu ;
Tingkat
pertama, mencatat
ide-ide atau prcakapan dalam satu
halaman kertas diuliskan
rangkap dua, asli dan
salinan
Tingkat
kedua, merupakan pembukuan ide-ide serupa hadis –hadis dalam satu
buku, hokum-hukum fiqih di satu buku,
cerita cerita sejarah di
satu buku dan seterusnya
Tingkat
tiga, tingkat penyusunan yang lebih halus dan paling
sempurnah. Segala yang sudah
di catat, diatur dan disusun
dalam bagian bab-bab tertentu serta berbeda
satu sama
yang lainnya. Tingkat penyusunan
peradaban ilmu demikian berlangsung pada bani
Abasiyah fase pertama masa kekuasaan 9 khalifah
pertama Abasiyah. Kalifah-khalifah
seperti Al Mansur, Harun al
Rasyid dan Al Makmum adalah khalifah-khalifah yang paling
disiplin dalam suasana tersebut.
B. Bentuk Peradaban Hasil Riset Dari Para Ahli Dan Tokoh-Tokohnya.
Dari hasil ijtihad dan riset para ahli ilmu pengetahuan
dan ulama atau cendekiawan muslim, berhasil menemukan berbagai bidang ilmu
pengetahuan, antara lain adalah :
1.
Filsafat
a.
Al-Kindi (194-260 H
= 809 – 873 M) buku karanganya sebanyak 236 judul.
b.
Al-Farabi, karyanya
sebanyak 12 buah
c.
.Ibnu Bajah (beliau
wafat tahun 523 H)
d.
Ibnu Thufail (wafat
tahun 581 H)
e.
Ibnu Shina (370 –
428 H) disamping seorang filosof beliu juga seorang dokter, kerangannya yang
terkenal adalah Shafa yang terdiri dari
18 jilid, Najat, Qanun, Sadidiya terdiri dari 5 jilid, Danes Nemah, Najmul
Hikmah terdiri dari 10 jilid, Al-Qanun Fiat Thib (membahas tentang ilmu
kedokteran yang diterjemahkan kedalam bahasa Latin)
f.
Al-Ghazali (450 –
505 H=1058 – 1101 M), hasil karyanya berjumlah 70 judul, buku karyanya yang
cukup terkenal adalah Al-Munqizh Minadl-Dlalal, Tahufutul Falasifah, Mizanul
Amal, Ihya Ulumuddin, Al-Wajiz, Mahkun Nazzar, Miyazul Ilmi, Muqasidul
Falasifah
g.
Ibnu Rusyd (520 –
595 H =1126 – 1198 M), diantara buku karangannya yang terkenal adalah Mabadiul
Falasifah, Kulliyyat, Tafsir Urjuza, Kasful Afillah, Kitab Doma-Dokma dan
lainnya. Beliau disamping seorang filosof juga sebagai seorang dorter, buku
tentang kedokteran yang cukup terkenal adalah Al-Hafi.
2.
Kedokteran.
·
Beberapa perguruan
tinggi kedokteran yang cukup terkenal berada di kota :
a.
Yunde Shapur (Iran)
b.
Harran (Syiria)
c.
Baghdad
·
Para dokter dan
ahli kedokteran yang terkenal antara lain :
a.
Jabir Bin Hayyan
(wafat tahun 161 H = 778 M), beliau dianggap sebagai bapak ilmu kimai, buku
karangannya sebanyak 500 judul.
b.
Hunain Bin Ishaq
(194 – 264 H = 810 -878 M), beliau seorang ahli mata yang terkenal dan banyak
meterjemahkan buku-buku bahasa asing.
c.
Thabib bin Qurra
(221 – 228 H = 836 – 901 M)
d.
Ar-Razi atau
Razes (251 – 313 H = 809 – 873 M), karangannya yang terkenal adalah bidang
penyakit campak dan cacar yang diterjemahkan kedalam bahasa Latin.
3.
Matematika.
Diantara ahli matematika yaitu :
a.
Umar Al-Farukhan
beliau seorang Insinyur arsitek pembangunan kota Bagdad.
b.
Al-Khawarizmi,
pengarang kitab Al-Gebra (Al-Jabar), beliau juga penemu angka 0 (nol), sedang
angka 1 sampai 9 berasal dari Hindia yang dikembangkan oleh Islam. Sehingga
angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0 disebut angka Arab dan setelah disempurnalan
lagi oleh orang Latin kemudian disebut angka Latin.
c.
Banu Nusa (3 anak
Syakir Musa), mereka menulis banyak buku dan ilmu ukur.
4.
Astronomi.
Para ahli ilmu astronomi yang terkenal adalah.
a.
Al-Fazari pencipta
Astrolobe yaitu alat pengukur tinggi dan jarak bintang
b.
Al-Battani atau Al-Betagnius
c.
Abdul Wafak
menemukan jalan ke-3 dari bulan (jalan ke-1 dan ke-2 ditemukan oleh orang
Yunani)
d.
Al-Farghoni atau
Al-Fragenius
5.
Seni Ukir.
Beberapa seniman ukir yang terkenal yaitu Badr dan Tariff
sekitar tahun 961 – 976 M, pada saat itu juga terdapat sekolah khusus seni ukir
di Kairo yang bernama Sekolah Kairo
6.
Bahasa dan Sastra :
Berbeda dengan masa pemerintahan
bani Umayah yang belum banyak.Penyair pada masa pemerintahan bani Umayah, masih
kental dalam keaslian warna Arabnya, sedangkan sastrawan pada zaman
pemerintahan Bani Abbas, telah melakukan perubahan kekuasaan tersebut. Mereka telah mampu mengombinasikannya dengan sesuatu
yang bukan berasal dari tradisi arab dari tradisi Arab. Oleh karena itu wajar
kalau kemudian pada masa pemerintahan Bani Abbas banyak bermunculan penyair
terkenal. Diantara mereka adalah sebagai berikut:
a.
Abu Nawas
(145-198 H) nama aslinya adalah Hasan bin Hani
b.
Abu
Tamam (wafat 232 H) nama aslinya adalah Habib bin Auwas atb-Tba’i
c.
Dabal
al-khuza’I (wafat 246 H) nama aslinya adalah Da’bal bin Ali Razin dari
Khuza’ab. Penyair besar yang berwatak kritis.
d.
Ibnu
Rumy (221-283 H). nama aslinya adalah Abu Hasan Ali bin Abbas. Penyair yang
berani menciptakan tema-tema baru
e.
Al-Matanabby
(303-354 H) nama aslinya adalah Abu Thayib Ahmad bin Husin al-Kuft penyair
istana yang haus hadiah, pemuja yang paling handal.
Pada masa pemerintahan dinasti bani Abbasiyah telah
terjadi perkembangan yang sangat menarik dalam bidang prosa. Banyak buku sastra
novel, riwayat, kumpulan nasihat, dan uraian-uraian sastra yang dikarang atau
disalin dari bahasa asing.
a.
Abdullah
bin Muqaffa (wafat tahun 143 H) buku prosa yang dirintis diantaranya Kalilab wa
Dimnab, kitab ini terjemahan dari bahasa sansekerta. Karya seorang filosuf
india bernama Baidaba dia menyalin menjadi bahasa arab.
b.
Abdul
Hamid al – katib. Ia dipandang sebagai pelopor seni mengarang surat.
c.
Al-Jabid
(wafat 255H). karyanya ini memiliki nilai sastra tinggi, sehingga menjadi
bahasa rujukan dan bahan bacaan bagi para sastrawan kemudian.
d.
Ibnu
Qutaibab (wafat 276 H). ia dikenal sebagai ilmuan dan sastrawan yang sangat
cerdas dan memiliki pengetahuan yang sangat luas tentang bahasa kesusastraan.
e.
Ibnu
Abdi Rabbib (wafat 328 H) ia seorang penyair yang berbakat yang memiliki
kecenderungan kesajak drama. Sesuatu yang sangat langka dalam tradisi sastra
arab. Karya terkenalnya adalah al-Aqdul Farid, semacam ensiklopedia Islam yang
memuat banyak Ilmu pengetahuan Islam.
C. Pusat
– Pusat Peradaban Masa Bani Abasiyah
Bersamaan dengan tumbuhnya peradaban dengan pesat , maka kota kota di wilayah Abasiyah banyak
yang tumbuh berkembang
menjadi kota-kota pusat peradaban Islam. Tumbuh
berkembang pusat-pusat peradaban Islam
dapat menarik berbagi bangsa di dunia
untuk belajar dari kota-kota pusat
peradaban Islam tersebut , terutama yang paling banyak datang
untuK belajar adalah mahasiswa dari eropa Inggris dan Prancis.
a.
Bagdad
Kota Bagdad di bangun oleh khalifah ke 2
al Mansur tahun 136 H. Tujuan al
Mansur membangun kota ini
ialah untuk seteril dari
kelompok syiah maupun kelompok bani Umaiyah yang baru saja dikalahkan. Letaknya di tebing
sungai Dajlah. Dari sungai ini Jalannya trasportasi
barang dari India, Sind, Cina, Bashra, Ahwaz, Wasit, Mausil, Diar Bakar dan Diar Rabi’ah. Bagdad di
bangun oleh 1000 pekerja dari seluruh
wilayah Islam diawasi oleh
arsitek ahli dari
eropa yang dibayaar dengan harga mahal
oleh Khalifah al Mansur. Di dalam kota Bagdad dibangun berbagai peradaban oleh
khalifah al Mansur
seperti istanah, masjid,
madrasah, kuttab dn perpustakaan, darul khaliah atau perkampungan khalifah dan failitas lainnya. Pada masa Harun al
Rasyid kota Bagdad di
bangun menjadi lebih sempurnah,
dengn fasilitas pendidikan,
diantaranya berdiri
Universitas Nizamiyah dan Perpustakaan Baitul Hikmah , dilengkapi
dengan faslitas belajar yang lengkap. Pada
ahirnya kota Bagdad menjadi kota yang
makmur, maju dan kaya dengan
tamadun, ilmu pengetahuan dan kebaikan
serta mendapat perhatian seluruh kaum muslimin dan terkenal di seluruh dunia. Selanjutnya banyamahasis
dari datang untuk belajr
di kota Bagdad.
b.
Samarra
Diriwayakan bahwa , asal kata samarra dari bahasa arab
yang artinya = siapa yang
melihat pasti senang. Kota ini di
bangun di timur sungai Dajlah, sejauh
seratus kilo meter dari kota
Bagdad. Asalnya di bangun oleh
Harun dari sebuah
kota tua, khalifah Harun
menggali sebuah sungai yang
dekat dengan istanah namanya
Taqul. Selanjutnya Khalifah alMuktasim jug
telah membangun sebuah istanah
yang dihadiakan kepada Permaisurinya.
Kota itu
di bangun karena kota Bagdad semakin sesak dengan penduduk dan peradaban. Di antara bangunan - bagunan besar yang indah di
kota samarra ialah mahligai
khaliah al Mutwakkil khalifah ke 10 yang diberi nama maligai al
–Arus selanjutnya di
bangun mahligai-mahligai halifah berikutnya, al
Mukhtar dan al Walid.
c.
Karkh
Kota
Karkh di bangun oleh khalifah
al Mansur dengan tujuan kota
bayangan bagi Bagdad sebagai kota pusat pemerintahan. Kota Bagdad yang
sudah penuh sesak dengan
berbagau baguan, Masjid, istanah,
madrasah, maktab dan
bagunan fasilitas pemerintahn
lainnya, maka kota Karkh oleh
khalifah al Mansur
memindahkan pusat-pusat perniagaan dipindahkan dari
kota Bagdadke kota Karkh.
Pernigan yang dominanadalah perniagaan minyak wangi,
tukang-tukang besi, , tukang-tukang kayu, perniagaan-perniagaan
pakaian dan senjata, serta perniagaan bunga, dan perniagaan alat musik.
d.
Anhar (Hasyimiyah)
Kota
Anhar adalah kota
tua yang dibangun
oleh salah seorang raja Persia
yang bergelar Herklius. Pada saat Abasiyah berdiri maka
khalifah pertama Abu Abas assafah memperbaiki kota
ini dan mengganti namanya menjadi kota Hasyimiyah.
Pada saat al Mansur menjadi khalifah kedua,
dia merasa tidak aman , karena pernah mendapat ancaman dari lawan politik, maka khalifah selalu
pesimis tinggal di kota ini. Selanjutnya khalifah
al Mansur merancang untuk
mendirikan kota baru yang namanya Bagdad. Meskipun ibu kota Abasiyah di pindahkan ke
Bagdad di wilayah bekas kekuasaan Romawi
timur yang terkenal dengan Babilonia akan tetapi
Hasyimiyah tetap menjadi salah satu pusat
peradaban Islam Abasiyah sampai sekarang. Selama 4
tahun Abu Abas menjadi
khalifah kota ini menjadi pusat ibu
kota Abasiyah. Pada saat perkembangan peradaban Abasiyah mengalamimasa
puncak kejayaan, Hasyimiyah
termasuk salah satu pusatnya
pegembangan ilmu pengetahuan.
e.
Bukhara dan Samarkand
Dua kota ini
terdapat di wilayah paling jauh di wilayah perbatasan dengan Mongol. Sejarah berdiri
dua kota ini adalah ketika Iskndar Zulkarnain
diperintahkan allah agar membatasi
hegomoni Mongol mengadakan
serangan ke wilayah lain.
Iskandar di utus ke wilayah
ini yang sekarang dikenal
dengan nama wilayah Tranxoania dan membangun Bukhara Samarkand menjadi pusat kota bagi komunitas di wilayah ini..
duakotaini Islam
masuk kewilayah Pada masa Abasiyah berkuasa dua
kota ini dikembangakan menjadi dua pusat
peradaban besar. Di di kota ini lahir ulama-ulama seperti Imam
Bukhari dan Imam Samarkandi.
f.
Mesir
Mesir
sejak dahulu kalah telah berdiri beberapa kota
tua yang dalam
searah Mesir Kuno
telah kita kenal
beberapa kota seperi Alexaderia,
Fustat dan Kahira
yang Sekarang dikenal dngan nama Kairo. Pada
saat wilayah ini
dikuasaai Abasiyah, berdiri beberapa beberapa Universitas dan Mesjid, Univesitas al Azhar
dan Mesjid quatul
D. Pengaruh Peradaban Islam Terhadap Dunia Barat.
Ilmu pengetahuan Islam memasuki dan berkembang di daratan
Eropa pada awalnya di wilayah, Toledo, Cordoba dan Sevilla, kemudian mengalir
ke negara-negara Barat lewat para kaum terpelajar Barat. Mereka meterjemahkan
karangan buku-buku dari Islam dalam bahasa Barat.Diantara pelajar dari Barat
antara lain :
1. Abolard Bath. Berpendidikan Islam dari
Toledo kemudian menjadi ahli matematika serta sebagai filosof Inggris yang
terkenal.
2. Mazarabes. Beliau seorang
muslim dan mengubah namanya menjadi Petrus Alphonsi supaya tidak di curigai, setelah bekerja
sebagai dokter di Istana Raja Inggris Henri I. Setelah mendapatkan dukungan
dari beberapa pihak, kemudian beliau membuka perguruan tinggi dan mengajarkan
pengetahuan Islam. Ia termasuk orang yang berjasa menyebarkan Islam di Inggris.
3. Archedeacon Dominico Gundissavi. Dengan meniru Khalifah
Al-Makmun, beliau mendirikan ”Bait Al-Hikmah”
(Badan Penterjemah / House of Wesdom) dari pihak pemerintah Kristen di
Toledo yang waktu itu badan tersebut dipimpin oleh Raymond. Disana disalinlah
buku-buku berbahasa Arab yang belum
terbakar.
4. Ibnu Dawud (seorang Muslim dari
bangsa Yahudi). Di Barat ia terkenal dengan nama Avendeath. Ia menyalin
buku-buku berbahasa Arab kedalam bahasa Latin, tentang Astronomi dan Astrologi.
5. Gerard Cremona. Lahir di Cremona Itali tahun 1114 M. Kemudian pindah ke
Toledo, disana ia menyalin buku-buku berbahasa Arab ke dalam bahasa Lati
tentang Ilmu Filsafat, matematika dan Kedokteran, semuanya berjumlah 80 buah.
Menurut pengakuan para ahli kebudayaan dan ahli ilmu
pengetahuan Barat, bahwa peradaban di negara-negara Barat banyak dipengaruhi
oleh peradaban Islam. Berbagai orang pandai Eropa sekarang merasa bahwa
kehidupan Eropa sebenarnya dibelit oleh kebudayaan Islam di sekelilingnya. Dan
untuk melepaskan diri dari kebudayaan ini adalah sesuatu yang tidak mungkin
kerena mereka sendiri telah mengakui kebudayaan ini adalah kebudayaan sendiri.
Pengakuan para
ahli dari Barat tentang pengaruh Islam terhadap dunia Barat di masa lalu,
diantaranya adalah :
1. Prof. Dr. Charles Singer. ”Di Barat Ilmu Tasrih (Anatomi) dan Ilmu Kedokteran
sebenarnya tidak ada, ilmu mengenal penyakit dipergunakan dengan cara-cara yang
bukan-bukan, seperti dengan jengkalan jari, tumbuh-tumbuhan, tukang jual obat
dan takhayul yang dijadikan untuk pengobatan”.
2. Para Orientalis Spanyol. ”Buku
karangan Ilmu Filsafat buah pikiran ahli Filsafat Islam yaitu Ibnu Rusyd
Al-Ghazali”. Jadi pernyataan tersebut berarti bahwa filsafat Islam sangat
mempengaruhi filsafat Barat.
3.
Ibnu Tumlus (ahli Ilmu Ukur, Ilmu Perbintangan, Ilmu
Musik dan Aritmatika), ”Orang-orang
Islam telah jauh melampaui kepandaian orang-orang Barat ... ”
4. Dr. Peter Du Berg. ”Pendeta
Peter the Venerable berangkat ke Toledo hendak menyalin Al-Qur’an, tetapi
pendeta tersebut takjub ketika melihat Yahudi Islam sedang menulis di atas
benda tipis halus (kertas), kemudian ia membawa kepandaian umat Islam dalam
membuat kertas itu ke Paris ”.
5. Prof. H.A.R. Gibb (Maha Guru London University). “Sastra
Barat itu berasal dari sastra Muslimin, tidaklah ada yang mempertengkarkan dan
memperselisihkannya ”.
6. Prof. Leo Weiner (sastrawan). ”
Kontak pengaruh sastra Islam dengan sastra Eropa dimulai pada abad VII M ”.
7. Prof. Kodrad.
Dalam bukunya ” Ubar den Usprung deermite Literichen Minnesang” yang
diterbitkan di Swiss tahun1918,menyatakan bahwa Eropa mendapat sastra dan nyala
api peradaban moderen adalah dari Islam”.
Sumber : Buku SKI
XI Kurikulum 2013