Urutan Kepangkatan PNS

Tuesday, March 28, 2017

PROSES LAHIRNYA DAN FASE-FASE PEMERINTAHAN BANI ABASIYAH



1.    Proses  Lahirnya Abasiyah
Lahirnya  bani  Abasiyah tahun 750 M, adalah peran  besar  dari keturunan  Hasyim  yang  bernama  Abu  Abbas. Nama Abasiyah yang dipakai untuk nama bani ini adalah di ambil dari nama  bapak  pendiri Abasiyah  yaitu Abas  bin Abdul Mutalib paman Nabi Muhammad  Saw. Proses  lahirnya Abasiyah  di mulai  dari kemenangan  Abu Abas Assafah dalam sebuah  perang terbuka  (al Zab) melawan khalifah bani Umaiyah khalifah yang terahir yaitu  Marwan  bin  Muhammad. Abu  Abbas  diberi gelar  assafah oleh sejarah  karena dia  pemberani dan  dia mampuh memainakan mata pedangnya kepada lawan politiknya. Semua  lawan poletiknya  di perangi  dan  di kejar-kejar,  diusir  keluar dari wilayah kekuasaan  Abasiyah yang  baru yang baru direbut  dari  bani Umaiyah 1. Berdiri  bani  Abasiyah tahun  750 M berarti  secara   formal  semua  wilayah  kekuasaan Islam berada dibawah pemerintaan Abasiyah termasuk semua bekas wilayah bani Umaiyah 1 kecuali wilayah bani Umaiyah  yang  ada  di  Andaluia.
Proses pengembangan peradaban  yang  di bangun  oleh bani Abasiyah begitu cepat membawah perubahan besar bagi perkembangan peradaban ilmu pengetahuan selanjutnya. Bediri bani  Abasiyah selama 505 tahun di perintah oleh 37 khalifah dengan mampuh menciptakan peradaban yang menjadi  kiblat  dunia pada  saat itu, perdaban  yang di kenang  sepanjang  masa, dulu, sekarang dan  akan datang . Pada  waktu  itu suasana  belajar  yang kondusif,  fasilitas   belejar di sediakan pemerintah dengan lengkap. Motivasi  belajar menjadi penyogok gairahnya masyarakat untuk belajar. Mereka myarakat mendatangi tempat-tempat belajar seperti kuttab, madrasah maupun perguruan  tinggi  seperti  universitas. Universitas  yang  terkenal pada  saat  itu adalah Nizamiyah  yang di bangun oleh perdana mentri Nizamul  Muluk dari  khalifah  Harun al  Rasyid. Khalifah  Harun  al Rasyid terkenal  sebagai  khalifah  yang  sangat  cinta  pada  ilmu  pengetahuan, baik  belajar maupun  dalam  hal membangun  fasiitas  belajar seeperti;  sekolah, perpustakaan, menyediakan guru dan membentuk gerakan terjemahan.
Abu Abas assafah sebagai pendiri  bani Abasiyah masa kepemimpnannya  sangat singkat, hanya  4  tahun beliau memerintah  akan tetapi mampuh menciptkan  suasana dan kondisi Abasiyah yang seteril dari keturunan bani Umaiyah sebagai lawan  poletik yang baru di kalahkan dan  dikuasainya. Sikap  tegas dan  berani yang  ditunjukan oleh khalifah Abu Abas assafah ketika membuat kebijakan pada saat berdirinya bani Abasiyah dengan berani memberantas semua keturunan Umaiyah dari wilayah yang dikuasainya. Dampak dari kebijakan tersebut dapat  di  lihat dari suasana pusat wilayah Abasiyah yang baru menjadi konisif dan perkembangan peradaban  dapat  dikendalikan  oleh  halifah Abu Abas  assafah.
Keberhasilan Abu Abas untuk menaklukan  daulah  Umaiyah 1 ternyata mendapat  dukungan besar  dari beberapa  tantara bayaran  yang  senaja  di datangkan  oleh Abu Abas,  seperti Abu Muslim  al  khurasany. Abu  Muslim  adalah relawan  berkebangsaan Persia yang  sengaja  di sewa oleh keluarga Abasiyah untuk membntu  menaklukan  kekuasaan  bani Umaiyah 1 

2.    Fase- Fase Pemerintahan Bani Abasiyah
            Pemerintahan bani Abasiyah yang berlangsung selama 505 tahu diperintah oleh 14 Khalifah dapat  diklasifikasi  menjadi 5  fase pemerintahan :
a.         Fase  Pembentukan tahun 750M -847M = 132H-232 H
Disebut pengaruh Persia pertama yaitu berlanjut  dari  kekuasaan  khalifah pertama Abu   Abbas assafah tahun 750 M =132 H  sampai   khalifah ke 9 (al Wastiq ) tahun 847 M  = 232 H.    Abu Abbas assafah dan Abu Ja’far al  Mansur khalifah  pertama dan  kedua diebut sebagai peletak pondasi yang kuat. Abu Abbas dengan sikap  tegas   dan beraninya  mampuh  mengusir  paksa  semua  bekas  keturunan Muawiyah  dari  wilayah yang baru  di  rebutnya  dari  kekuasaan bani  Umaiyah ,  sehingga  wilayah Islam Abasiyah pada saat  itu menjadi  aman  dan  kondusif. Sedangkan  khalifah Abu Ja’far  al  Mansur dikenal  sebagai penerus kebijakan khalifah  pertama dengan merintis   berdirinya,baitul hikmah ( pepustakaan). Abu Ja’far  juga   yang  membuat kebijakan memindahkan ibu kota  Abasiyah  dari Damaskus   ke wilayah   yang  lebih luas  dan jauh  dari  pengaruh bani  Umiyah  1  yaitu Baghdad  di wilayah   Persia.
Khalifah Harun  al  Rasyid khlifahah ke  5 membangun peradaban  ilmu pengetahua dengan menyediakan berbagai  fasilitas  pendidikan  bagi masyarakat  luas,  mahasiswa, ulama atau  para   para  pencinta  ilmu  pegetahuan. Harun al  Rasyid  membangun lembaga-lembaga pendidikan seperti  kuttab, madrasah  dan perguruan tinggi  seperti Universitas Nizamiah, Universitas Naisabur  dan lain sebagainya. Mahasiswa, Ulama, Guru dan pemerhati  ilmu pengetahuan yang ingin talabul  ilmu (belajar) dibayar  oleh  pemerintah dan disedikan tempat  penginapan  di  dalam baitul hikmah yang  di  bangun  dengan  diameter   yang  sangat luas. Tercata ada 3  khalifah  yang berkuasa  pada  masa puncak dan kegemilagan peradaban  islam  ini. Pada  masa ini para  pencari ilmu  dari  Eropa datang  dari  wilayah  Inggis  dan Prancis untuk   takabul  ilmu dari Islam, mereka  datang ke Andalusia  seperti kota di Toledo University, Sevilla Unversity, Granada  University dan Kordova University. Di  Abasiyah mereka  datangi Nizamiyah University, Sammara University, Naisabury University. Mereka  para  pelajar dari Eropa  itu belajar sambil mengamati suasana perkembangan  ilmu pengetahuan seperti penulisan ilmu pengetahuan  oleh  ulama-ulama  Islam,  dan lembaga lembaga  ilmu  pengetahuan  terutama  baitul hikmah  yang  didirikan hampir  di  semuah kota-kota  kekuasaan  Abasiyah. Selesai dari  belajar  di  kota-kota  Islam mereka kembali kemudian mengembangakan ilmu dan  pengalaman  belajar di  kota-kota  Islam  dengan  mendirikan lembaga  pengjian yang   di  beri  nama House of  Wisdom  di  Inggris  dan Prancis.
Kegiatan belajar yang menjol lainnnya adalah penerjemahan  buku-buku  filsafat Yunani dan buku-buku  asing, dengan cara menyewa para ahli-ahli  bahasa yang beragama Kristen dan  penganut agama lainnya. Fase  ini  kegiatan  social juga  di kembangkan oleh khalifah Harun al  Rasyid sebagai  wujud  kepeduian sosia bani Abasiyah . Rumah sakit, lembaga pendidikan  dokter dan  farmasi  didirikan. Di kota Bagdad pada   saat itu telah tersedia paling sedikit  800 oragn  dokterdi . Permandian –permandian umum  juga   dibangun sebagai  sarana umum di sediakan bang masyarakat yang kurang mampuh untuk mempergunakan  fasiitas-fasilitas  tersebut  secara bebas.
Fase ini di sebut  dengn  pengaruh  Persia  karena  beberapa  khalifah  yang   berkuasa berkebangsaan  Persia, sepeti al Amin dan al Makmum putra dari Harun al Rasyid ibunya orang Persia dan beberapa khalifah lainnnya. Meskipun pada fase ini khalifah al  Muktasim mulai memberi peluang kepda bangsa Turki untuk berkiprah dalam pemerintahan Abasiyah sebagai  tentara  pengawal khalifah  dan  pengawal  istanah.

b.        Fase kedua Tahun 232 H – 334 H = 847 M – 945 M
Fase kedua  ini di  kenak  dengan pengaruh kekuasaan Turki  pertama  Fase ini  di mulai dari khalifah ke sepuluh  Al Mutawakkil. Pada fase ini perkembaangan peradaban masih bisa  berkembang  akan  tetpi  tidak sepesat sepesati fase sebelumnya. Peradaban ilmu dan peradaban lainnya, seperti   membanguun   istanah, mesjid,  dan  kota  masih   tetap berjalan baik. Baru  pada ahir  abad  ke 9 pada saat  di  wilayah  Islam yang  begitu  luas terjadi disintegrasi atau pecahnya kekuasaan Islam menjadi  wilayah-wilayah kecil yang  lepas  dan merdeka  dari pemerintahan  Abasiyah sebagai  pusat  pemerintahan   Islam,  pada waktu itu proses pengembangan peradaban mulai menurun, tetapi para pelajar  dari  eropa masih  berbondong-bondong belajar di pusat-pusat peradaban baik di Bagdad  maupun di  kota-kota  di  Andalusi. Dalam hitungan para pakar sejarah, bahwa masa  ini masih masuk dalam masa kejayaan peradaban Islam. Fase ini  banyak pembesar  istanah berasal  dari bangsa Turki,  terutama  yang  bekerja  sebabai pengawal  istanah  dan  pengawal khalifah

c.         Fase ketiga  tahun 334 H -447 H = 945 -1055 M    
Fase pengaruh dinasti Buwaihi atau di sebut  juga  pengaruh  Persia  kedua ini dikenal  dengan  masa  disintegrasi di kekuasaan  dinasti Abasiyah   dan Mulukt Tawaif  di  dinasti Umaiyah 2 Andalusia. Wilayah -  wilayah jauh Abasiyah seperti  di  Afrika Utara,  dan di       India minta  merdeka  dari  Abasiyah. Tuluniyah dan  Fatimiyah  di Mesir,  serta Idrisi di Maroko dan Sabaktakim  di India  mengumumkan  merdeka  dan  lepas  dari  kekuasaan Pusat Abaiyah. Pada fase ini perkembangan ilmu masih berjalan meskipu sudah              menurun. Mahasiswa  dari  eropa  tetap masih  belajar  di  pusat pusat peradan Islam baik
Di  Bagdad  maupun di Andalusia masih  di  ramaikan dengan kegiatan  belajar mengajar. Karya karya monumental  dari Muhammad  al khawarizmi, al gibra= al  jabar dalam bidang  matematika  dan logaritma serta  karya ad Dawa, al Qonun fil Tbb,  asy syifa dari ilmuan Umaiyah Andalusia seperti Ibnu  Sina, Ibnu Zuhr mash menjadi idola para pelajar        eropa untuk mempelajarinya.

d.        Fase keempat tahun 447H -590H =tahun 1055M – 1194 M
Dalam  sejarah fase keempat  ini disebut degan  fase kekuasaan bani  Saljuk atau dalam sejarah  sering  juga  di sebut juga  dengan nama fase pengaruh Turki kedua. Kegiatan  ilmu pengetahuan masih  berjalan  yang  di  kebangkan oleh bani Abasiyah  dan Umaiyah Andalusia, meskipun bersifat  konserfativ  atau   berjalan  di  tempat. Diwilayah  Islam seprti Mesir  telah  berkobar perang salib mengahadapi  kaum  nasrani yang  berlansung  selama  2  abad. Menarik  untuk  dicermati  dalam  sejarah bahwa,  orang-orang  nasrani pada  waktu itu  selain  berperang  dengan umat Islam dalam  perang  salib, mereka  juga belajar di universitas-universitas Islam yang masih bertahan  dengan proses belajar mengajar.

e.         Fase kelima tahun 590H -656H  = tahun 1194M- 1258M
Fase ini di kenal  dalam  sejarah perkembangan  Islam sebagai fase lemah  sampai  fase  hancurnya kekuasaan Islam Abasiyah. Setelah  terjadi  disintegras dan perang  salib  dalam wilayah Islam, maka kekuasaan Islam Abasiyah di Bagdad maupun kekuasaan Umaiyah 2  Analusia semakin meurun. Bahkan  pada  tahun 1258 M Abasiyah di serang dan  di  bombarbir oleh  kekuasaan Mongol dengan membakar sekian banyak fasilitas ilmu pengetahuan  serta membakar mati para  ilmuan Islam Abasiyah  dengan  cara membakar  perpustakaan,  sekolah-sekolah  serta membakar  fasilitas-fasiitas umum sampai. Serta pusat Peradaban Islam yang  ada  di wilayah Andalusia di  serang  dan  dihancurkan  oleh  dua kerajaan  nasrani Aragon  dan Castelia, maka lengkaplah kehancuran  Islam   pada fase  ini. Kondis peradaban  islam di Bagdad pada  saat  itu hancur  lebur, dua  sungai  yang besar  yang membela  kota  Bagdad, Trigis dan  Eufhart hitam  beberapa bulan lantara dibuangnya abu  pembakaran  peradaban  itu ke  dua  sungai  terebut. Setelah kejadian  tragis  itu  maka kekuasaan Islam  yang  selama  5 Aabad  lebih membangun peradaban  dengan  susah  payah, telah takluk  dan  hancur  binasa, suramlah peradaban Islam, lesuhlah wajah peradaban Islam dan berahirlah kegemerlapan  peradaban Islam.

Sumber : Buku SKI XI Kurikulum 2013

No comments: