Urutan Kepangkatan PNS

Tuesday, March 28, 2017

KHALIFAH-KHALIFAH ABASIYAH YANG TERKENAL




A.  KHALIFAH-KHALIFAH  ABASIYAH  YANG  TERKENAL
Dari  37  khalifah Abasiyah  yang memerintah  terdapat  beberapa  khalifah  yang  terkenal diantaranya;

1.    Abu  Jakfar Al Mansur
Beliau  di  kenal  sebagai khalifah  yang  cerdas  dan  tegas. Dialah  yang menetapkan  tujuh kebijakan  khalifah  yang menjadi pedoman pemerintahan  bani Abasiyah. Tujuh  kebijakan ini  di  analisa  oleh  para  ahli  sejarah bahwa,  penyokong,  pendorong  dan mampuh memberi motivasi besar  dalam  perkembangan ilmu pengetahuan  di bani Abasiyah. Pada  masa pemerintahan Abu Ja’far  kerajaan  besar  di  selat  Bosporus dapat  di  taklukan  oleh pasukan  Islam dan  Ratu  Irene  sebgai  penguasa  wilayah  itu takluk  dan  membayar   upeti  yang  banyak pada Abu Ja’far  al  Mansur . Ratu  Irene  harus  membayar  mahal  pada  kekalahannya  tersebut. Ratu  harus  menjual  beberapa gereja  hanya  untuk mendapatkan  emas ntuk  bayar  kepada  khalifah Abu Ja’far
Ulama besar Ibnu Tabatiba tentag kehidupan al Mansur adalah,” al  Mansur  seoang raja  yang agung,  tegas  dan  bijaksana, alim, berfikir  cerdas, pemeintahannya  rafi, amat  disegani  oleh  rakyat  dan baik budi  pekertnya, Ibnu Tabatabi mengutip kata-kata Yazid bin Umara bin Hubairah mengenai al Mansur: aku  tidak pernah menjumpai seorang laki-laki dimasa  perang atau  damai  yang  siap siaga, lebih bijak  dan  sadar dari pada  al Mansur”

2.    Harun Al  Rasyid
Lahir  di kota kecil Raiyi pada tahun 145 H = 767 M. Ibunya seorang hamba  yang  juga  ibundanya al Hadi,  ayahandanya  adalah al Mahdi khalifah ketiga Abasiyah yang memerintah  selama 10  tahun.  Harun adalah  seorang halifah yang  paling  dihormati ,  alim  dan  sangat  di muliakan sepanjang  usia  menjadi khalifah. Pada  waktu melaksanakan  ibadah  haji, beliau  bersembahyang  seratus  rakaat  seiap hari dan  pergi menunaikan  ibadah  haji  dengan  berjalan  kaki. Semua perbuatannya  terutama didalam  bershadaqah  sama  dengan al  Mansur, beliau  sangat  rahim  dan pemurah  behubungan  dengan  harta   benda yang  dimilikinya. Pemerintahan  khalifah  Harun  al Rasyid  adalah puncak  keemasan  bani  Abasiyah. Kota Bagdad  sebagai ibukota  Negara telah mencapai puncak kejayaannya  pada masa  itu.  Bukan  khalifah  saja  yang mendapatkan limpahan harta  kekyaan  dari  kejayaan  itu,  akan  tetapi  semua  pembesar  istanah  sepeti pegawai-pegawai  pemerintah, panglima-panglima  tentara dan  para  pekerja  istanah  lainnya. Di dalam kota  Bagdad di bangun taman-taman kota  yang indah, saluran –saluran  air yang jalan  lancar.
Dizaman Harun al  Rayid itu  juga Baitul  Mal ditugaskan  menanggung narapidana  dengan memberikan setiap  orang makanan  yang  cukup serta  pakaian musim panas dan musim dingin. Khalifah Harun al Rasyid menjadikan program social  tersebut di  atas sebagai tugas dan  tanggung  jawab  Baitu  Mal. Salah  satu  pogram Harun  al  Rasyid  yang  membuat  beliau  terkenal  adalah dengan  mendirikannya, Baitul Hikmah yang  merupakan sebuah instutisi kebdayaan  dan  fikiran  cemerlang pada  zaman  itu. Lembga intitusi kebudayaan terbesar dan terlengkap  ini  menjadi  rujuan  para pelajar  eropa  yang  belajar dari Islam,  kemudian  kembali  ke  eropa mereka  kembangan  menjadi lembaga-lembaga kajian yang menjadi perintis  jalan  menuju masa Renaisance dan  Industialisasi di  eropa abad ke 17.

3.    Al Makmum
Khaliafah al  Makmum  berkuasa  tahun 198H-218H, dia  dilahirkan dari  seorang ibu hamba sahaya bernama Marajil. Dia di lahirkan  enam bulan lebih  dahulu  dari  saudara sebapak  al  Amin. Sifat –sifat  beliau  yang  sangat  menonjol diantaranya pemaaf, beliau memaafkan peberontak  Fadhli bin ar Rabi’yah yang  telah  menghasut komplotan penjahat menentang  dirinya. Beliau  juga  memaafkan Ibrahim bin  al Mahdi yang  telah  melantik dirinya sebagai khalifah  di  Bagdad pada  waktu  itu khalifah al Mamum sedang  di luar  kota Bagdad. Walaupu  saudara-saudara al Makmum  menghendaki Ibrahi  di  bunuh  akan  tetapi khalifah al Makmum  tetap  berisikera  untk memaafkan  Ibrahim. Khalifah al Makmum termasuk khalifah  yang  memerintah pada saat masa keemasan Abasiyah,  beliau juga  seorang  pencinta  ilmu  dan pemerhati  masalah  social  seperti  bapaknya Harun al Rasyid.

4.    Al Muktasim
Nama  aslinya  adalah Abu  Ishak Muhammad al Muktahim lahir  tahun 187 H dan memerinah tahun 467 -487 M,  beliau  dibesarkan dalam  suasana  ketentaraan. Pada  masa khalifah  al  Makmum pendahulunya  al Muktshim merupakan tangan kannnya bagi menyelesaikan kesulitan dan memimpn  peperangan. Karena  sikap  keberanian dan  tegas  itulah  maka khalifah al Makmum  kakaknya  melantiknya sebagai putra  mahkota. Al Muktashim menjadi  khalifah  setelah kakaknya  al Makmum  wafat. Al Muktasim memerintah pada  masa Abasiyah  masih mengalami kejayaan  peradaban  ilmu pengetahuan,  beliau  juga  terkenal  sebagai pencnta  ilmu  dan  pengembangan  ilmu pengetahuan. 

B.  Kebijakan  Khalifah Bani  Abasiyah
Khalifah Abu  Ja’far  al Mansur, khalifah ke dua dari pemerintahan bani Abasiyah menetapkan  tujuh kebijakan pemerintahan Abasiyah sebagai  kontrol pemerintahan. Dan
tujuh  kebijakan  ini telah menjadi  pedoman bagi 9 khalifah  Abasiyah pada  fase pertama dalam menjalankan pmerintahannya, meskipun mereka tidak  melaksanakannya  secara  utuh tujuh  kebijakan  tersebut.  Kebijakan  tersebut  adalah;
1. Memindahkan  pusat  kekuasaan bani  Abasiyah  dari  Hasyimiyah  ke Bagdad
2. Kota Bagdad  sebagai pusat  kekuasaan Abasiyah di buka menjadi kota pintu  terbuka untuk semua peradaban dari berbagai  bangsa masuk. Hal ini dilakuan oleh para khalifah melihat  pengalaman pola  pengembanga  budaya  dan  ilmu masa  bani Umaiyah  yang bersifat   arab  oriyented,  akibatnya  adalah  budaya  dan  ilmu pengetahuan menjadi lambat berkembang.
3. Ilmu pngetahuan  di  pandang  sabagai suatu  yang  sangat mulia dan  berharga. Para khalifah  adalah  orang-orang  yang sangat mencintai  ilmu dan membuka Kesempatan ilmu pengetahuan  seluas-luasnya.
4.  Rakyat  di beri kebeban  berfikir serta  memperoleh  hak asasinya dalam  segala  bidang, Seperti; aqidah, ibadah, filsafat, dan  ilmu pengetahuan.
5. Para  menteri keturnn  Persia di beri  hak  penuh untuk  menjalankan pemerintahan Sehingga mereka memegang peranan penting dalam memajuankebudayaan  dan ilmuPengetahuan.    
6. Berkat  usaha khalifah  Abasiyah  yang  sungguh-sungguh dalam  membangun ekonomi Islam, pemerinthan  islam Abasiyah memiliki perbendaharaan  harta  yang  cukup melimpah di  baitul maal hasil rampasan  perang  dari kemenngan  perang.   
7. Dalam pengemngan  ilmu  pengetahuan para  khalifah  banyak yang  mendukug perkembangan ilmu penetahuan,  sehingga  anyak  buku-buku yang  dikarang  oleh ilmuan dalam  lembaga-lembaga ilmu penegtahan  yang  di bangun untuk  memfasilitasi kegiatan masyarakat  dalam  menimbah  ilmu pengetahuan                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                
8. Masyarakat  dapat  di  bagi  menjadi  dua  kelompok  besar :
    Kelompok  petama , kelompok khalifah, terdiri  dari khalifah  dan  keluarga, para pembesar  dan pekerja yang  bekerja   di  istanah,  mereka  di  beri  penginapan didalam wilayah istanah ( daarul khalifah).
     Kelompok  kedua .yaitu  kelompok  masyarakat  umum yang  terdiri  para guru, ulama, petani, buruh, filosof dan  masyarakat  pada  umumnya. Tujuan dari pembagian menjadi dua kelompok  masyarakat dimaksud agar pembagian tugas menjadi jelas,  bukan  justru  untuk mebuat  gep antara sesame  masyarakat  islam atau antara masyarakat  Islam dengan masyarakat  non Islam,  meskipun  kenyataan dalam masyaraka terjadi dikotomi dalam masyrakat Islam Abasiyah antara para  pemebesar dengan masyarakat  umum terjadi perbedaan kelas masyarakat..

Delapan kebijakan  khalifah  Abasiyah tersebut oleh  para  pakar  sejarah bahwa                   tujuh  kebijakan  khalifah itu mampuh meciptakan suasana belajar yang    kondusif, memotivasi  masyarakat  Abasiyah  untuk belajar  dengan sungguh-sungguh, dan mampuh  mebentuk budaya beajar  dengan  sesungguhnya bagi masyarakat  Abasiyah pada umumnya.


Sumber : Buku SKI XI Kurikulum 2013

  

No comments: