1. Faktor Penyebab Munculnya
Pemberontakan Masa Abasiyah
Pemberontakan
terjadi hampir di setiap pemerintahan termsuk
pada masa pemerinta
han Abasiyah. Gambaran terjadinya pembrontakan masa
Abasiyah iu dapat disimpulkan
dalam beberapa
point sebagai berikut ;
a.Perebutan Kekuasaan
b.Balas
Dendam
c.Praktek Perilaku Amoral dari khalifah dan
pembesar istanah
d.Sistem Peralihan Kekusaan Monarchi
e.Ketidak puasan Mayarakat terhadap pelayanan pemerintah
Perebutan
kekuasaan dalam masa pemerintahan Abasiyah terjadi sejak dua putra Harun al Rasyid ditetapkan sebagai khalifah pengganti
bapaknya. Apakah putra mahkota al
Amin atau adiknya al Makmum
pada satu tahun
berjalan. Dalam masyarakat Islam , Abasiyah
terjadi saling menjagokan masing-masing calon. Di satu pihak ada yang menjagokan Al
Amin , dipihak yang lain ada juga yang menjagokan Al Makmum sebagai khalifah. Kondisi ini terjadi
sampai stu tahun berjalan baru pemerintah dapat memutuskan Al Amin menjadi khalifah
ke 6, selanjutnya al Makmum
menjadi khalifah ke 6
setelah al Amin. Dalam sejarah
perkembangan bani Abasiyah
disebutkan sebagai awal perebutkan kekuasaan di
bani Abasiyah
2. Faktor Penyebab Runtuhnya Bani Abasiyah
Faktor Kehancurnya
Abasyah di sebabkan oleh dua factor besar,yaitu
factor internal dan eksternal ;
a. Faktor Internal
Perebutan kekuasaan
berkepanjangan dalam istana Abasiyah menimbulkan preseden buruk dari masyarakat. Ditambah dengan perilaku amoral
yang ditunjukan oleh para khalifah dan pembesar istana mulai
darikhalifah 10 dan seterusnya. Perebuatan
kekuasaan bagi sebuah kerajaan yang memakai pola pengangkatan
kepemimpinan, “monarchi oriented”.
Adalah sebuah kenistaan, karena putra mahkota yang lebih dari satu tidak
akan pernah memberi ruang bagi sesama
kandidat. Dan hal itu
terjadi hampir di semuah kerajaan Islam mulai dari Umaiyah
1, Abasiyah, Umaiyah 2 Andalusia, Turki Usmani, Persia dan Mughal India. Praktek-praktek amoral yang
dilakukan oleh khalifah adalah
setiap ahir tahun berjalan, dengan
mengadakan acara – acara
serimonial di istana untuk menghibur khalifah
dan para pembesar istana dengan
alasan refresing. Yang terjadi
adalah mendatangkan para wanita-wanita
penghibur dan membeli berbagai macam
minuman keras dengan berbagai merek dari negara-negara barat. Tujunnya adalah
unuk menghibur para khalifah
dan pembesar yang bekerja
setahun penuh. Pertanyaannya adalah ,apakah tidak ada cara lain untuk menghibur khalifah dan
para pembesar selain yang amoral tersebut ? Kenyataan dalam
sejarah bahwa, acara-acara
tesebut yang dipraktekan
secara rutin oleh para pembesar
istana. Akibatnya adalah bisa
dibayangankan bahwa
masyarakat benci kepada para khalifah dan pembesar.
Kebencian terhadap pemerintahan Abasiyah
itu merata hampir di semuah
wilayah Abasiyah, puncak ketidaksenangan mansyarakat itu adalah banyak
wilayah yang lepas dan minta
merdeka dari pusat pemerintahan
Abasiyah,.
Dalam sejarah Islam kondisi ini disebut masa disiintegrasi.
Kondisi semacam inI puncaknya terjadi pada abad ke X M, sehingga ketika terjadi Perang Salib
pertama abad ke X, umat Islam tidak
dapat menahan serangan pasukan Salib dan
kalah dalam perang.
b. Faktor Eksternal
505 tahun
perjalaan bani Abasiyah memberikan
pengaruh besar terhadap perkembangan Peradaban
dunia, terutama pada periode klasik atau abad pertengan.Tumbuh pesatnya ilmu
pengetahuan pada abad pertengan tersebut menyebabkan umat Islam lengah dan selanjutnya menjadi hancur.
Ada beberapa proses yang menyebabkan umat
Islam menajadi lemah dan kemudian
hancur dari luar ;
1. Wilayah Abasiyah yang terlalu luas
Luasnya wilayah Abasiyah menyebabkan banyak wilayah
yang secara geofrafis jauh dari pusat pemerintahan Bagdad tidak di
pantau dan dibina secara intensif oleh pemerintah Abasiyah. Luasnya wilayah
juga menyebabkan pemerintah tidak adil
dalam memberikan hak wilayah bagian dari baitul maal untuk pembangunan
infrastruktur berupa bangunan fisik,
seperti irigasi, jalan raya,
jembatan pnghubung kota dan sarana
pendidikan. Sementra kewajiban
wilayah-wilayah bagian hars
disampaikan secara rutin ke
baitl maal (kas Negara).
Akibatnya banyak wilayah bahagian yang lepas dan minta
merdeka dari Abasiyah. Seperi
Touland dan Fatimiyah di Mesir minta merdeka
dari Abasiyah , Sabaktakim di
wilayah Persia minta merdeka dan Idrisi dan Thohiriyah di Maroko minta merdeka.
Masa ini disebut masa disintegrasi Abasiyah.
2. Perang Salib,
Perang salib
yang berlangsung selama kurang
lebih 200 tahun (1096-1287M). Perang
salib berlangsung di wilayah yang merupakan pusat-pusat perkembangan Islam,
dimana banyak fasilitas pendidikan dan
fasilitas umum yang rusak, sekolah, masjid,
istanah dan lembaga-lembaga
pemerintah atau umum yang rusak. Selain
itu banyak masyarakat yang ikut
korban akibat dari perang yang
berlangsung selama kuran lebih 200 tahun.,
baik itu dari pihak
nasrani maupun dari pihak Islam.
3. Serangan Tentara Mongol
Penyerangan Mongol di lakukan mulai tahun 1220 M
oleh penguasa Timur Leng, Jengis Khan. Penyerangan di mulai dari
dua pusat peradaban Abasiyah di wilayah Tranxiaonia, Bukhara dan Samarkan. Selanjutnya penyerangannya
dilanjutkan di ke daerah Abasiyah lainnya,Tajekistan,
Turkistan, Armenia daerah sampai ke Anatonia. Terakhir
tahun1258M penyerangan di arahkan ke pusat kekuasaan Abasiyah; mulai
dari Syiria, Kufah, Jaffa, Hira, Anhar,
Damaskus dan kota Bagdad sebagai pusat kekuasaan Abasiyah tahun 1258 M
dengan cara kota Bagdad di bakar dan bumi hanguskan.
4. Berdiri Turki Usmani
Berdiri kerajaan Turki Usmani tahun 1292 M dengan membawa misi untuk
menyelamatkan wilayah-wilayah Abasiyah yang telah dihancurkan pasukan Mongol ternyata dalam
kenyataannya justru ikut memperparah kehancuran Abasiyah Di wilayah-wilayah
Abasiyah yang berdekatan dengan berdirinya Turki Usmani yaitu
justru terjadi perang terbuka yang menyebabkan tambah parah kekuasaan Abasiyah.
Sumber : Buku SKI
XI Kurikulum 2013
No comments:
Post a Comment